Bagikan:

M Nasir Jadi Menteri, Pemilihan Rektor Undip Kemungkinan Diulang

Penunjukan rektor terpilih Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Muhammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam Kabinet Kerja membuat posisi rektor mendatang kosong.

NUSANTARA

Selasa, 28 Okt 2014 09:55 WIB

Author

Nurul Iman

M Nasir Jadi Menteri, Pemilihan Rektor Undip Kemungkinan Diulang

M Nasir, Menteri, Pemilihan Rektor Undip

KBR, Semarang -  Penunjukan rektor terpilih Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Muhammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam Kabinet Kerja membuat posisi rektor mendatang kosong.

Sedianya Nasir dilantik sebagai Rektor Undip periode 2014-2018 menggantikan rektor Undip periode sebelumnya Sudharto P Hadi, pada 29 Desember mendatang.

Rektor Undip, Sudharto P Hadi yang juga selaku Ketua Senat Undip mengaku akan segera menyeleksi ulang calon pengganti Nasir,

"Akan merapatkan kembali (dengan anggota senat) dan akan segera menyeleksi ulang beberapa calon rektor yang mumpuni di kalangan akademisi universitas ini," ujar Sudharto P Hadi di Kompleks Rektorat Universitas Diponegoro Semarang.

Ia menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pakar hukum terkait dengan pemilihan rektor pengganti ini.

“Apakah kemungkinannya kok memang perlu pemilihan lagi, karena feeling saya yang diajukan ke menteri kan tiga. Jadi kalau satu nggak ada kan berarti harus ada satu lagi. Kemungkinan akan ada pemilihan lagi tapi kami akan konsultasi dengan Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, red.) dan pakar hukum untuk menafsirkan tentang peraturan itu," ungkapnya.

Ia menyatakan, untuk memilih rektor pengganti Nasir, Soedarto mengatakan segala kemungkinan bisa dilakukan, baik melakukan pemilihan rektor ulang atau melakukan penunjukan secara langsung.

Muhammad Nasir ditunjuk sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menggantikan Gusti Muhammad Hatta yang menjabat Menristek pada Kabinet Indonesia Bersatu II era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu dikenal beberapa kalangan sebagai ahli di bidang anggaran, dan pernah mengkritisi sistem penganggaran berbasis kinerja, karena kenyataannya sulit dilakukan.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending