Bagikan:

Limbah Kayu pun Bisa Diolah Jadi Uang

Melimpahnya limbah kayu dari hasil industri belum dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku usaha di Jawa Timur. Padahal, pemanfaatan limbah kayu selain ramah lingkungan, juga mendatangkan peluang baru bagi pelaku usaha.

NUSANTARA

Selasa, 14 Okt 2014 15:42 WIB

Author

Friska Kalia

Limbah Kayu pun Bisa Diolah Jadi Uang

Limbah Kayu, Bondowoso

KBR, Bondowoso – Melimpahnya limbah kayu dari hasil industri belum dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku usaha di Jawa Timur. Padahal, pemanfaatan limbah kayu selain ramah lingkungan, juga mendatangkan peluang baru bagi pelaku usaha.

Kepala UPT Industri Kayu dan Produk Kayu, Disperindag Jawa Timur, Yannedi mengatakan, saat ini pihaknya tengah rajin mendorong para pengusaha industri kayu untuk mengolah limbah menjadi sebuah usaha baru, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Selama ini limbah kayu yang ada lebih sering dibakar daripada dimanfaatkan.
 
“Limbah ini jika kita manfaatkan bisa meningkatkan perekonomian. Selama ini masih banyak dibakar, sekarang kami dorong bagaimana limbah ini dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk kerajinan,” kata Yannedi saat ditemui Portalkbr, dalam acara Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kayu di Bondowoso, Selasa (14/10).
 
Dengan pemanfaatan limbah kayu dari industri ini, Yannedi optimistis tidak ada lagi limbah yang terbuang percuma. Disperindag Provinsi Jatim juga intens memberikan pelatihan kepada para pelaku usaha untuk terus mengembangkan kreatifitas dan inovasi agar mampu bersaing dengan pasar.
 
Nantinya, kata Yannedi, berbagai hasil produk olahan hasil limbah karya para perajin akan dipromosikan oleh Disperindag Jatim melalui berbagai kegiatan, baik pameran ataupun bazar yang diselenggarakan oleh Pemprov Jatim.
 
Meski menjanjikan, pihaknya tidak menampik bahwa sosialisasi pemanfaatan limbah kayu ini butuh waktu. Menurut Yannedi, ada beberapa kendala klasik yang masih sering ditemui di kalangan perajin industri kayu saat ini, diantaranya pola pikir pengusaha selama ini masih belum berkembang. Hal ini tentu beresiko bagi para pelaku industri kecil yang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang.
 
“Hal yang paling penting adalah bagaimana kita mengubah pola pikir dari yang hanya lokal menjadi internasional. Karena kalau tidak, produk dalam negeri kita bisa kalah saing dengan produk yang akan masuk 2015 mendatang,” ujarnya.
 
Disperindag Provinsi juga meminta setiap kabupaten/kota agar tidak lepas tangan mengingat ada puluhan ribu usaha mikro kecil yang harus terus diberikan pengertian tentang keuntungan dan resiko masuknya Pasar Bebas ASEAN.
 
Kabupaten Bondowoso sendiri memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kayu. Hal ini terbukti dari penetapan industri mebel sebagai kompetensi inti industri oleh Kementerian Perindustrian RI Tahun 2007 lalu.
 
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso sendiri mencatat, ada sekitar 355 pelaku usaha industri kayu yang tersebar hampir di semua wilayah.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending