Bagikan:

Harga Jual Anjlok, Petani Karet Utang ke Tengkulak

Petani karet di Provinsi Provinsi Sumatera Utara kini menghadapi dilema. Merosotnya harga karet di tingkat petani yang hanya Rp5.000 per kilogramnya, membuat sebagian petani di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) menahan penjualan karet. Namun, untuk me

NUSANTARA

Jumat, 17 Okt 2014 15:23 WIB

Author

Sri Wahyuni

Harga Jual Anjlok, Petani Karet Utang ke Tengkulak

Harga Jual Anjlok, Petani Karet, Tengkulak

KBR, Medan – Petani karet di Provinsi Provinsi Sumatera Utara kini menghadapi dilema. Merosotnya harga karet di tingkat petani yang hanya Rp5.000 per kilogramnya, membuat sebagian petani di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) menahan penjualan karet. Namun, untuk mencukupi hidup sehari-hari, mereka pun terpaksa menjual hasil sadapan karet ke tengkulak dengan harga murah.

Salah seorang petani karet di Desa Bargottopong Jae, Kecamatan Halongonan, Syamsuddin Siregar mengatakan, sudah dua bulan lebih harga karet anjlok. Sebab harganya tak kunjung bergerak di titik Rp5 ribu per kilogramnya. Padahal harga sebelumnya sempat dikisaran Rp10 ribu per kilogram.

Karena sangat merugi, petani menghentikan aktivitas penyadapan. Diantara mereka menjadi pekerja kuli bangunan untuk sementara waktu, hingga harga kembali normal. Namun ada juga petani yang menanggung kerugian dengan tetap menyadap, namun terpaksa  mengutang ke tengkulak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

"Jujur pendapatan bisa berkurang lebih dari 50 persen, warga juga banyak yang mengutang ke tengkulak karena pendapatan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari," jelas Syamsuddin, Jumat (17/10).

Ia hanya bisa berharap, meski harga karet di tingkat dunia belum stabil, Pemerintah Pusat dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan petani karet. Sehingga petani karet dapat lebih bersemangat bekerja.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending