KBR, Jakarta - Kelompok tani Indramayu meminta aparat keamanan menindak praktik mafia air di sana.
Salah satu petani Masroni mengatakan, praktik kotor itu dilakukan oknum penjaga bendungan irigasi. Petugas bendungan akan mengalirkan air ke wilayah pihak yang sudah membayarnya. Konflik kepentingan yang terjadi biasanya antara petani dengan peternak itik.
" Dari sisi yang punya sawah sudah tidak perlu air karena jelang panen tapi peternak itik masih perlu. Jadi di pintu air itu sudah main duit bisa hingga jutaan. Pelakunya ada lah oknum penjaga dan aparat," kata Masroni kepada KBR, Kamis (23/10/2014).
Masroni menambahkan, biaya untuk menyogok petugas bendungan bisa mencapai Rp 2 juta per jam.
Masroni mengaku pernah melaporkan praktik kecurangan ini kepada aparat keamanan, tapi hingga sekarang tidak ada tindaklanjutnya.
Hingga saat ini Indramayu masih dilanda kekeringan. Para petani mengaku hanya bisa mengandalkan air dari waduk Jatiluhur dan beberapa waduk kecil. Mereka mengaku tidak bisa memanfaatkan air tanah karena harus memompanya dulu dengan waktu yang lama.
Editor: Citra Dyah Prastuti