Bagikan:

Dahlan Iskan: Dulu Saya Meragukan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Sebanyak 25 rumah tangga keluarga miskin di Dusun Kalihi, Desa Kamanggi, Kecamatan Kahunga Eti, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat listrik dari Taman Listrik Tenaga Angin (TLTA).

NUSANTARA

Senin, 06 Okt 2014 16:45 WIB

Dahlan Iskan: Dulu Saya Meragukan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Dahlan Iskan, Pembangkit Listrik Tenaga Angin

KBR, Sumba Timur – Sebanyak 25 rumah tangga keluarga miskin di Dusun Kalihi, Desa Kamanggi, Kecamatan Kahunga Eti, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat listrik dari Taman Listrik Tenaga Angin (TLTA).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan yang mengunjungi dusun ini, Senin (6/10) mengatakan, taman listrik ini merupakan proyek percontohan yang dibiayai dari dana sosial BUMN. 

“Inilah cara untuk melistriki Sumba yang dikenal kaya akan angin. Dulukan saya selalu meragukan pembangkit listrik tenaga angin sehingga saya pingin tahu jangan-jangan ini tidak jalan, ternyata jalan dengan sangat baik,’ kata Dahlan Iskan kepada Portalkbr.

Kata Dahlan, taman Listrik tenaga angin ini bisa berjalan dengan baik karena pemilihan lokasi yang tepat. Selain itu, teknologi yang diciptakan oleh Ricky Elson itu membuat baling-baling mudah berputar karena magnetnya tidak berat, hanya sekitar 200 gram.

Dahlan mengapresiasi proyek pembangkit listrik tenaga angin hasil buatan dalam negeri di Sumba Timur berjalan baik. Sebab, kata dia, proyek pembangkit listrik tenaga angin di Jawa Barat dan Bali dengan teknologi luar negeri tidak berjalan.

Kincir angin yang dipasang di Kalihi ini adalah temuan Ricky Elson, seorang ahli motor listrik dan pelopor mobil listrik Indonesia. Tinggi tiang  kincir hanya sekitar empat meter dan terpasang 20 kincir angin yang menghasilkan daya listrik 11 Kilowatt. Listrik yang dihasilkan taman listrik tenaga angin ini sudah digunakan warga setempat sekitar 1 tahun lebih.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending