KBR68H, Jayapura – Hingga saat ini penyerapan kegiatan infrastruktur di Papua masih sangat minim, rata rata baru 30 persen. Padahal kini sudah mendekati akhir tahun.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, Michael Kambuaya mengklaim, rendahnya penyerapan tersebut akibat keterlambatan kegiatan pelelangan dan pelaksanaan kontrak baru dimulai pertengahan tahun yakni awal Juni.
“Kalau penyerapan anggaran infrastruktur secara keseluruhan rata-rata masih 30 persen. Karena kita mulainya terlambat pelelangan, itu baru selesai di bulan Mei kontrak juga baru dimulai Mei, Juni,” aku Michael Kambuaya di Jayapura, Jumat (11/10).
Michael mengatakan, untuk menggenjot realiasasi fisik dari anggaran, pihaknya telah mengambil langkah langkah antara lain dengan melakukan monitoring lapangan secara rutin tiap bulan. Selain itu mendorong rekanan atau pelaksana proyek untuk segera menyelesaikan proyek yang dikerjakan.
Ia mengakui, dalam pelaksanaannya memang mengalami berbagai kendala tehnis seperti akibat faktor cuaca yang tidak mendukung dan pembangunan yang berada di daerah pegunungan yang aksesnya sulit. Selain itu adalah faktor pemalangan dari masyarakat terkait ganti rugi hak ulayat dan faktor lainnya yang terkadang tidak terduga.
Michael optimistis penyerapan anggaran dan penyelesaian kegiatan fisik infrastruktur bisa diselesaikan tahun ini. Sebab anggaran tahun berjalan, harus diselesaikan pada tahun itu juga. (Andi Iriani)
Editor: Anto Sidharta
Walah, Penyerapan Anggaran Pembangunan di Papua Hanya 30 Persen
Hingga saat ini penyerapan kegiatan infrastruktur di Papua masih sangat minim, rata rata baru 30 persen. Padahal kini sudah mendekati akhir tahun.

NUSANTARA
Jumat, 11 Okt 2013 16:10 WIB


Anggaran Pembangunan, Papua, 30 Persen
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai