KBR68H, Jakarta – LSM Pemerhati Lingkungan Walhi Sulawesi Utara menilai warga Bangka mulai diadu-domba menyusul penolakan tambang biji besi di Pulau Bangka.
Ketua LSM Walhi Sulut, Edo Rachman mengatakan, mereka yang bekerja untuk PT. Mikgro Metal Perdana mulai memusuhi warga-warga yang menolak penambangan.
Selain itu, Edo juga melaporkan pemerintah setempat mulai melibatkan aparat pemerintahan untuk memuluskan penambangan di pulau seluas 47 ribu hektar itu.
"Jadi ini indikasi adu domba. Jadi, yang terbaru lagi bahwa justru siswa SMP, yang orang tuanya melakukan penolakan pertambangan, gurunya ikut menghukum anaknya. Memberikan hukuman kepada siswanya, karena orangtuanya ikut melakukan penolakan. Jadi, di level masyarakat sendiri sudah terjadi," kata Edo Rachman kepada KBR68H.
Ketua Walhi Sulut, Edo Rachman menambahkan, sampai saat ini alat-alat berat masih belum bisa memasuki lokasi tambang, karena warga masih bersiaga menolaknya. Dia khawatir, jika penambangan terus dipaksakan maka akan terjadi konflik antarwarga di sana.
Gerakan penyelamatan Pulau Bangka diprakarsai seniman Kaka Slank yang didukung sejumlah oleh organisasi lingkungan. Tujuannya untuk melindungi lingkungan yang masih asri di Bangka. Gerakan ini juga telah dirilis melalui change.org dan telah disepakati hampir 13 ribu orang.
Editor: Anto Sidharta
Tolak Tambang Biji Besi, Warga Bangka Diadu Domba
LSM Pemerhati Lingkungan Walhi Sulawesi Utara menilai warga Bangka mulai diadu-domba menyusul penolakan tambang biji besi di Pulau Bangka.

NUSANTARA
Minggu, 06 Okt 2013 23:51 WIB


Tambang Biji Besi, Warga Bangka, Diadu Domba
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai