KBR68H, Jayapura- Rumah sakit jiwa Abepura kekurangan perawat berkemampuan khusus untuk menangani pasien sakit jiwa. Direktur RS jiwa setempat, Samo Adi menuturkan rata-rata perawat yang bertugas di rumah sakit tersebut adalah perawat umum.
“Sementara di sana, 90 % adalah perawat umum. Itu yang kadang-kadang jadi kendala kami. Paling-paling kita sendiri yang membina. Ada beberapa spesifikasi seperti perawat umum kalau tidak diberi pendidikan khusus. Ketemu orang pasien gangguan jiwa dianggap sama dengan pasien-pasien yang lain, seperti boleh berpelukan, boleh bersahabat, padahal untuk menghadapi pasien gangguan jiwa kan tidak boleh seperti itu. menghadapi pasien gangguan jiwa siap membela diri, siap lari, segala macam,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, setiap tahun pihaknya mengirimkan 5-7 orang perawat untuk dibekali pengetahuan khusus bagi penanganan pasien sakit jiwa. Di antaranya ke RS Jiwa Lawang, Bogor dan tempat lainnya untuk dibekali pelatihan selama satu tahun lamanya.
Pihaknya mengklaim tak dapat menyekolahkan lebih dari 7 orang perawat tersebut, lantaran kekurangan dana. Tahun ini, pihaknya mengelola anggaran sekitar Rp 31 miliar yang bersumber dari dana APBD dan APBN. Dana tersebut diperuntukkan bagi biaya operasional dan gaji pegawai.
Editor: Antonius Eko