Bagikan:

Pilkada Cirebon Diputuskan Dua Putaran

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, akhirnya menetapkan pilkada putaran kedua pilkada bupati. Ini dilakukan setelah tidak ada satu pun pasangan calon bupati-wakil bupati yang memperoleh 30 persen suara sah.

NUSANTARA

Senin, 14 Okt 2013 13:28 WIB

Author

Suara Gratia

Pilkada Cirebon Diputuskan Dua Putaran

Pilkada Cirebon, Dua Putaran, Jawa Barat

KBR68H, Cirebon – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, akhirnya menetapkan pilkada putaran kedua pilkada bupati. Ini dilakukan setelah tidak ada satu pun pasangan calon bupati-wakil bupati yang memperoleh 30 persen suara sah.

Berdasarkan hasil perhitungan KPU Kabupaten Cirebon, pasangan nomor urut dua yakni Sunjaya Purwadi-Tasiya Soemadi mendominasi perolehan suara dengan mengantongi 239.040 suara atau 27,89%. Disusul pasangan nomor urut enam, Raden Sri Heviyana-Rakhmat dengan 173.519 suara atau 20,24%. Posisi ketiga ditempati pasangan nomor urut tiga, Moh Luthfi-Ratu Raja Arimbi Nurtina dengan 158.168 atau 18,45% suara. Posisi keempat ditempati pasangan nomor urut empat Nurul Qomar-Subhan 123.003 atau 14,35% suara. Sedangkan posisi kelima ditempati nomor urut lima yakni Ason Sukasa-Kusnandar P dengan 82.719 atau 9,65% suara. Terakhir, pasangan dari jalur independen yaitu Moh Insyaf Supriaadi-Darusa mengantongi 80.769 atau 9,42 % suara.

Sekretaris KPU Kabupaten Cirebon Sonson M Ichsan menjelaskan, berdasarkan Undang Undang Pemerintahan Daerah, jika belum ada satu pasangan yang memperoleh 30% suara akan dilakukan pemilihan putaran kedua. “Dalam hal ini maka dilakukan pemilihan putaran kedua oleh pasangan calon dengan perolehan suara terbanyak pertama dan kedua, yakni Sunjaya Purwadi-Tasiya Soemadi dan Raden Sri Heviyana-Rakhmat,” terangnya.

Sementara, rapat pleno yang digelar Sabtu lalu (12/10) di Asrama Haji Watubelah Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon terasa tegang ketika saksi dari keenam calon sepakat mengajukan keberatan. Mereka bahkan sempat menuding KPU Kabupaten Cirebon tak profesional. Hal ini, diantaranya dipicu adanya sembilan kecamatan yang sempat ditolak laporan rekapitulasi perhitungan suaranya. Kesembilan kecamatan itu di antaranya Pabedilan, Mundu, Plumbon, Kapetakan, Panguragan, Ciwaringin, Gebang, Pasaleman, dan Jamblang.

Para saksi menilai, laporan rekapitulasi di sembilan kecamatan tersebut terutama tak dilengkapi amplop dan segel seperti yang ditentukan. Sehingga para saksi sepakat meminta adanya pungutan suara ulang di sembilan kecamatan tersebut. Para saksi pun berencana melaporkan hal tersebut kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) DKPP, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), maupun KPU Pusat.

Tanggapan KPU Cirebon

Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Iding Wahidin mengatakan, ia tetap mengapresiasi masukan dan saran para saksi. Tindakan hukum yang bakal dilakukan mereka pun ditegaskannya sebagai hak masing-masing dan akan ia hadapi. Namun ia memastikan, rekapitulasi perhitungan suara hari itu sah. “Kami pun bertanggung jawab secara yuridis terhadap hasil perhitungan di semua kecamatan,” tegas dia. Pihaknya pun akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait atas rencana pilkada putaran kedua, terutama menyangkut waktu dan dana.

Meski sempat diwarnai protes dari para saksi, rapat pleno rekapitulasi suara tetap dilanjutkan tanpa gangguan berarti lainnya.

Usai pleno, calon bupati nomor urut dua, Sunjaya Purwadi mengungkapkan, akan menerima pilkada putaran kedua setelah ada pemilihan ulang di sembilan kecamatan yang dinilainya bermasalah.

“Kalau di sembilan kecamatan sudah diputuskan pemilihan ulang, jika memang diputuskan dua putaran pun tak masalah. Sekarang, pemilihan ulang saja dulu, baru bisa diputuskan mau dua putaran atau cukup satu putaran saja,” katanya.

Tak lama pascapenutupan rapat pleno, puluhan orang yang diketahui simpatisan pasangan Sunjaya-Tasiya menggeruduk Asrama Haji Watubelah. Mereka menuduh KPU telah berlaku tak profesional hingga menyebabkan pilkada dua putaran. Massa sempat mencoba masuk ke halaman asrama, namun berhasil dihalangi aparat keamanan yang membentuk pagar betis. Polisi dibantu Brimob dan TNI berjaga di sekitar pagar yang ditutup rapat. Sunjaya yang berada di lokasi sempat menenangkan massa, namun mereka kemudian mengancam akan mendatangi kantor KPU di Sumber.(Frans C. Mokalu)

Sumber: Suara Gratia
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending