KBR68H, Banyuwangi - Krisis air akibat kemarau panjang, membuat petani di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai beralih pola tanam dari padi ke tanaman palawija. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Banyuwangi, Mohammad Sapuwan mengatakan, pergantian pola tanam itu mulai terjadi di lima Kecamatan, yaitu di kecamatan Tegaldelimo, Muncar Purwoharjo, Cluring dan Kecamatan Serono. Kata dia, selain karena kemarau panjang, minimnya air juga disebabkan debit air di dua sungai surut.
“Debit air di sungai itu, sudah kanal irigasi itu, sudah mulai mengecil itu. Hampir 70 persen itu polanya memang menggunakan polowijo untuk yang MK 2. Sumber airnya untuk yang lima Kecamatan itu di Kalibaru dan kali Stail. Jadi dua sungai ini sekarang turun, sehingga ini hanya bisa dipakai untuk mengaliri irigasi di wilayah atas, di wilayah hulu. Lima Kecamatan ini kan di daerah hilir, ”kata Mohammad Sapuwan kepada KBR68H, Jumat, (11/10).
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Banyuwangi, Mohammad Sapuwan menambahkan, akibat kekurangan air ini, sedikitnya 20 ribu hektar sawah sudah beralih pola tanam. Mereka kebanyakan menanam jagung dan kedelai. Menurutnya, dua jenis tanaman tersebut tidak terlalu banyak memerlukan air. HKTI Banyuwangi memperkirakan, dengan beralihnya pola tanam petani dari padi ke tanaman palawija ini, stok padi di Banyuwangi pada musim panen nanti bakal berkurang.
Editor: Doddy Rosadi
Petani di Banyuwangi Beralih Tanam Palawija
KBR68H, Banyuwangi - Krisis air akibat kemarau panjang, membuat petani di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai beralih pola tanam dari padi ke tanaman palawija.

NUSANTARA
Jumat, 11 Okt 2013 14:10 WIB


petani, padi, palawija, kekeringan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai