Pengukuhan Wali Nanggroe Tidak Harus Menghabiskan Dana Rp50 Miliar

KBR68H, Banda Aceh - Usulan DPR Aceh untuk pengalokasian anggaran daerah sebesar Rp50 miliar dalam rangka pengukuhan Wali Nanggroe Desember mendatang dinilai tidak masuk akal. Dana sebesar itu lebih baik digunakan untuk kebutuhan Rakyat Aceh.

"Saat ini pengusulan anggaran Rp. 50 miliar tersebut, tidak rasional dan tidak masuk akal," ujar Kepala Divisi Kebijakan Publik GeRAK Aceh, Isra Safril

Menurutnya, anggaran Rp. 50 miliar tidak substansi dan tidak mempunyai dampak dari anggaran itu sendiri. Angka itu terlalu besar, padahal DPRA bisa memakai dana tersebut untuk  program kesejahteraan rakyat Aceh.

Selain itu, anggaran sebesar itu lebih penting jika didorong untuk membantu masyarakat di daerah bencana dan terpencil di Aceh.

"Angka Rp50 miliar sangat besar apalagi event seperti itu hanya seremonial yang tidak menimbulkan dampak untuk pembangunan bagi masyarakat secara langsung," kata Isra.

Pihaknya mendesak Mendagri tidak tinggal diam terkait anggaran tersebut dan harus turut memberikan pernyataan. Karena, hal ini berkaitan dengan substansi hukum dan aturan tata kelola anggaran daerah.

Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh Adnan Beuransyah meminta pemerintah Aceh untuk mengalokasikan dana sebesar Rp. 50 Milyar untuk kegiatan pengukuhan Wali Nanggroe yang direncanakan pada bulan Desember 2013 mendatang.

"Mengingat akan dilakukan pengukuhan Wali Naggroe Aceh pada bulan Desember 2013 yang akan datang, saya mengusulkan pada Pemerintah Aceh untuk kiranya mengalokasikan dana sebesar Rp 50 Milyar untuk kesuksesan kegiatan tersebut," ujar Adnan Beuransyah pada pada pemandangan umum anggota DPR Aceh terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (RAPBA-P) tahun 2013, di gedung DPRA, Selasa (1/10).

Adnan mengatakan uang sebesar Rp.50 miliar itu untuk berbagai macam kegiatan menjelang pengukuhan, seperti pembuatan baju, biaya panitia, seminar, zikir akbar dan kenduri raya yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Aceh.

Sumber: KBR Antero

Editor: Doddy Rosadi