KBR68H, Jayapura - Tenaga pendamping Program Rencana Strategis Pembangunan Kampung (Prospek) di Papua mengaku kerap ditagih uang oleh polisi. Laporan itu terjadi di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya. Padahal, dana pengamanan bagi anggota polisi itu telah dianggarkan. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan Kesejahteraan Keluarga (BPMKK), Donatus Mote menuturkan, selain aparat kepolisian, para tenaga pendamping itu juga kerap dimintai uang oleh kelompok sipil bersenjata yang berada di wilayah itu.
“Pendamping merasa tidak aman, karena setiap kali mereka pergi ke distrik, ke kampung, untuk mendampingi masyarakat, selalu ditagih uang oleh orang-orang di tengah jalan. Gaji mereka habis. Bahkan polisi pun minta. Kamu sudah antar masyarakat punya uang, bagian kami mana? Polisi yang menyatakan itu. Ada rekamannya di anak buah saya. Karena mereka tidak kasih, dipukul,” jelasnya.
Tahun ini, Pemprov Papua menggelontorkan dana Prospek lebih dari Rp 500 milliar. Dana tersebut disalurkan kepada 86 kelurahan, hampir 4000 kampung (3919 kampung) dan lebih dari 400 distrik ( 437 distrik) yang ada di 29 kabupaten/kota. Dana tersebut diharapkan dapat terserap habis hingga 22 Desember mendatang.
Selain faktor keamanan, tenaga pendamping Prospek yang bertugas di daerah itu juga terkendala dengan transportasi udara yang akan mengirim mereka ke kampung dan distrik-distrik yang tersebar di pedalaman. Bahkan sejumlah tenaga pendamping kerap tertahan hingga 2 bulan di ibukota kabupaten induk, hanya untuk menunggu pesawat udara yang akan membawa mereka ke tempat tujuan akhir.
Editor: Fuad Bakhtiar