Bagikan:

Pemerintah Didesak Segera Tengahi Konflik di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Pemerintah diminta segara memfasilitasi pertemuan adat antara Kerajaan Amfoang di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan Kerajaan Ambenu Oekusi di Timor Leste.

NUSANTARA

Sabtu, 26 Okt 2013 20:40 WIB

Author

Silver Sega

Pemerintah Didesak Segera Tengahi Konflik di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

konflik, NTT, timor leste, Kerajaan Amfoang, keamanan

KBR68H, NTT - Pemerintah diminta segara memfasilitasi pertemuan adat antara Kerajaan Amfoang di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan Kerajaan Ambenu Oekusi di Timor Leste. Pertemuan adat tersebut untuk menyelesaikan titik batas kedua wilayah. Menurut Pemangku Adat Kerajaan Amfoang, Robi Manoh, penyelesaian tapal batas secara adat sudah disepakati kedua negara di Jakarta beberapa waktu lalu. Kata dia, saat ini kedua kerajaan menunggu pemerintah untuk memfasilitasi pertemuan.

"Itu yang kita tunggu untuk pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten memfasilitasi kedua wilayah ini, Kerajaan Amfoang dan Kerajaan Ambenu Oekusi, untuk kita menyelesaikan secara adat istiadat setempat. Dan itu salah satu MoU yang dibuat oleh Timor Leste dan Indonesia di Jakarta waktu itu. Saya masih menunggu. Enam kefetoran yang ada di Amfoang dan tua-tua adat. Kita masih menunggu penyelesaiannya," kata Robi Manoh.

Pemangku adat Kerjaan Amfoang Robi Manoh menambahkan, jika pemerintah pusat berkeinginan untuk menyelesaikan masalah tapal batas secara hukum negara, pihaknya juga mendukung. Hanya dia mau pemerintah meminta data dan informasi ke pemangku adat Amfoang dan Ambenu, soal batas kedua negara. Perebutan wilayah Desa Naktuka, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah terjadi belasan tahun. Wilayah seluas lima kilometer persegi yang dinyatakan sebagai zona bebas kedua negara diklaim rakyat Oekusi sebagai wilayah daratan Timor Leste. (Silver Sega)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending