Bagikan:

Pemda NTT Gencar Kampanye Kembali Ke Pangan Lokal

KBR68H, Kupang - Pemerintah Nusa Tenggara Timur minta warganya tetap mengkonsumsi pangan lokal seperti jagung dan umbi-umbian. Imbauan ini diserukan karena angka konsumsi beras di provinsi tersebut makin tinggi.

NUSANTARA

Jumat, 18 Okt 2013 08:40 WIB

Author

Silver Sega

Pemda NTT Gencar Kampanye Kembali Ke Pangan Lokal

Pemda NTT, Kampanye, Pangan Lokal

KBR68H, Kupang - Pemerintah Nusa Tenggara Timur minta warganya tetap mengkonsumsi pangan lokal seperti jagung dan umbi-umbian. Imbauan ini diserukan karena angka konsumsi beras di provinsi tersebut makin tinggi.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional - SUSENAS- angka konsumsi beras di NTT mencapai 113 kilogram per orang selama setahun. Sedangkan angka konsumsi jagung 25 kilogram per orang setiap tahun dan umbi-umbian hanya 21 kilogram setiap orang per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan akan beras, pemerintah NTT mendatangkan beras dari Jawa dan Sulawesi.

"Hal ini mencerminkan bahwa makanan utama masyarakat Nusa Tenggara Timur tidak lagi jagung atau umbi-umbian, melainkan beras. Dengan demikian maka tantangan kedepan akan semakin berat, karena meningkatnya kesenjangan antara kebutuhan dan produksi yang menyebabkan semakin meningkatnya ketergantungan beras dari daerah lain, seiring meningkatnya kebutuhan dan pertambahan jumlah penduduk,"jelasnya.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya menambahkan pemerintah akan gencar mengkampanyekan pangan lokal untuk para warga. Saat ini potensi jagung, pisang dan umbi-umbian di NTT berlimpah. Jika warga NTT mau mengalihkan pangan konsumsinya, ketergantungan NTT terhadap pasokan beras dari Jawa dan Sulawesi bisa berkurang. Menurut Frans Leburaya, pemerintah akan berupaya meningkatkan produksi pangan lokal dengan memperluas areal tanam, dan membuka lahan tidur yang terbengkalai. 

Editor: Suryawijayanti 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending