KBR68H, Jakarta - Proses pembangunan hunian tetap (huntap) untuk korban letusan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Nusa Tenggara Timur terhambat. Kepala BPBD NTT Tini Thadeus mengatakan, pihaknya kesulitan memasukkan alat berat ke lokasi yang ada di Pulau Besar. Padahal pihaknya menargetkan bulan Desember sudah tidak ada lagi warga yang mengungsi di bekas kantor Bupati Sikka.
"Ya, memang uang sudah ada sekitar Rp 6 miliar untuk 375 rumah. Sekarang ini, menurut pantauan kita mereka masih proses bersih bersih lokasi untuk bangun di sekitar Pulau Flores dulu. Nanti, kalau alat beratnya bisa masuk di Pulau Besar itu, baru nanti bangun di sana. Karena kesulitan di Pulau Besar itu, drop alat berat itu tidak ada angkutan laut yang sanggup kecuali dengan ferry," ungkap Tini kepada KBR68H.
Kepala BPBD NTT Tini Thadeus menambahkan, pemerintah setempat memprioritaskan pengungsi pertama sebanyak 375 warga yang akan mendapatkan hunian tetap tersebut. BPBD menyebutkan sebanyak 782 pengungsi ditargetkan bakal menerima hunian tetap dalam tahap awal kali ini. Hingga kini 700 warga masih menempati bekas kantor Bupati Sikka, NTT. Selebihnya memilih menetap sementara di tempat kerabat.
Editor: Suryawijayanti
Pembangunan Hunian Tetap Korban Rokatenda Terhambat
KBR68H, Jakarta - Proses pembangunan hunian tetap (huntap) untuk korban letusan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Nusa Tenggara Timur terhambat.

NUSANTARA
Selasa, 15 Okt 2013 13:12 WIB


rokatenda, hunian tetap
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai