Bagikan:

Pelaku Asli Mengaku, Dugaan Polisi Salah Tangkap Kian Terbukti

KBR68H,Jakarta-Dugaan salah tangkap dan vonis terhadap keenam pengamen yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Dicky Maulana di bawah jembatan pasar Cipulir semakin menguat.

NUSANTARA

Sabtu, 19 Okt 2013 14:44 WIB

Pelaku  Asli Mengaku, Dugaan Polisi Salah Tangkap Kian Terbukti

pengamen ditangkap, salah tangkap, pengamen, vonis pengamen, pengamen membunuh.

KBR68H,Jakarta-Dugaan salah tangkap dan vonis terhadap keenam pengamen yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Dicky Maulana di bawah jembatan pasar Cipulir semakin menguat. Hal ini dibuktikan oleh adanya pengakuan pengamen lainnya yaitu IP yang mengaku terlibat dalam pembunuhan tersebut. Padahal sebelumnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memvonis 4 pengamen di bawah umur dengan 3 hingga 4 tahun penjara.

IP mengatakan, pembunuhan terhadap Dicky dilakukan bersama 2 temannya yang dipanggilnya Brengos dan Cubay.

“Dia sombong katanya, baru juga main disitu. Akhirnya kita jalan berempat dengan 2 motor. Sampai Cipulir, korban suruh turun duluan akhirnya tidak berani. Akhirnya Cubay turun duluan baru korban yang ketiga Brengos. Saya jagain motor di atas. Saya hanya mendengar jeritan korban saja dari atas.”ujar IP di Polda Metro Jaya

IP menambahkan, mereka bertiga kemudian menjual motor korban usai pembunuhan. Menurutnya hasil penjualan motor yang sebesar Rp.1 juta kemudian dibagi bertiga. Sementara itu, IP juga menjelaskan alasan pengakuan dirinya dikarenakan dihantui rasa bersalah kepada korban serta keenam pengamen lainnya yang ditangkap polisi.

Sebelumnya, keluarga terpidana pengamen di bawah umur, banding terhadap vonis pengadilan negeri Jakarta yang menghukum anaknya 3-4 tahun penjara. Mereka beralasan Majelis Hakim PN Jaksel merekayasa proses persidangan kasus pembunuhan tersebut. Salah satu contohnya yaitu penjatuhan vonis yang dilakukan hanya 15 menit dari pembacaan pledoi terdakwa.


Editor : Rony Rahmatha

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending