Mendongkrak Kawasan Wisata Skala Dunia di Banyuwangi

KBR68H, Banyuwangi- Pemerintah Daerah Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku kesulitan mengembangkan potensi wisata selancar di Pantai Plengkung yang kerap disebut G-Land. Infrastruktur jalan yang rusak menjadi kendala utama.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi Muhammad Yanuar Bramuda, perbaikan infrastruktur harus mendapat izin dari Kementerian Kehutanan. Sebab, kawasan wisata G-Land terletak di Kawasan Taman Naisonal Alas Purwo.

Sehingga Yanuar mengaku, akibat rusaknya infrastruktur jalan ini, banyak wisatawan manca negara yang berkunjung ke G-Land memilih melalui jalur laut dari Bali.

“Inilah yang sedang kita MoU-kan. Jadi Pemerintah Daerah sudah punya MoU (Nota Kesepahaman, red.) antara Kementerian Kehutanan dengan Pemerintah Daerah. Itulah pintu masuk untuk kita bisa membangun obyek-obyek wisata yang berada di sekitar kawasan hutan. Jadi selama itu kita gak punya MoU ga punya BKS (Badan Kerja Sama,  red.) kita sulit untuk melakukan itu,” kata Muhammad Yanuar Bramuda.

Yanuar menegaskan, MoU perlu dilakukan melihat besarnya potenmsi pariwisata G-Land.

“G-Land ini kan sudah mendunia tinggal sekarang bagaimana menambai infrastruktur yang diperlukan oleh para pengunjung wisatawan yang ada di sana. Penginapan, jalan menuju kesana aksesnya nanti lebih enak. Sehingga orang lebih cendrung lewat darat karena lebih memungkinkan untuk melihat hutan secara alami,” jelas Yanuar.

Yanuar Bramuda menambahkan untuk memperbaiki infrastruktur jalan rusak tersebut, saat ini pemerintah Banyuwangi menjalin kerjasama dengan Kementerian Kehutanan. Ditargetkan tahun depan akses menuju wisata G-Land sudah selesai diperbaiki.

G-Land menjadi tujuan wisatawan mancanegara, terutama para peselancar. Hal ini dikarenakan ombak di Pantai Plengkung merupakan salah satu dari tujuh ombak terbesar di dunia.

Editor: Anto Sidharta