KBR68H, Jakarta - Pemekaran kabupaten-kabupaten baru di Papua yang terjadi secara cepat memperkuat pengaruh politik orang-orang di daerah pegunungan atas mereka yang berada di pesisir pantai yang secara tradisional dominan. Namun hal ini juga sedang menciptakan konflik-konflik baru dan memperumit usaha untuk mencapai perdamaian.
Laporan terakhir dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), Memekarkan Papua: Lebih Banyak Kabupaten, Lebih Banyak Persoalan (Carving Up Papua: More Districts, More Trouble), menunjukkan bagaimana pembentukan kabupaten-kabupaten baru ini ternyata dilatarbelakangi oleh kompetisi antarsuku atau sub-suku yang bisa menyebabkan terjadinya kekerasan di sekitar momentum pemilu lokal.
Persoalan ini diperparah dengan data statistik penduduk yang meragukan, menggelembungnya jumlah pemilih, dan seperti yang terjadi di daerah Pegunungan Tengah, metode pemilihan dengan memakai sistem noken yang menyebabkan terjadinya kecurangan.
“Memekarkan Papua sebelumnya dilihat sebagai sebuah taktik divide et impera yang dilakukan oleh Jakarta. Namun hal itu kini dilakukan secara terus menerus oleh elit lokal untuk mendapatkan status dan keuntungan. Masalahnya adalah bahwa Papua sekarang ini sedang menjadi terpecah belah berdasarkan garis suku, ” kata Cillian Nolan, Wakil Direktur IPAC dalam keterangan pers yang diterima KBR68H.
Papua telah mengalami lebih banyak perluasan wilayah administratif dibandingkan daerah lain di Indonesia. Pada 1999 Papua merupakan satu wilayah propinsi dengan sepuluh kabupaten/kota, kini Papua telah menjadi dua wilayah propinsi dengan 42 kabupaten, ditambah lagi dengan usulan untuk 33 pemekaran baru yang kini menunggu pertimbangan DPR.
Sebagian dari pemekaran ini terjadi di daerah pegunungan tengah yang merupakan daerah yang miskin dan terisolasi di Papua, yang mana pembentukan kabupaten-kabupaten baru seperti ini akan membantu membangun basis politik bagi Lukas Enembe yang pada Januari 2013 terpilih jadi Gubernur Papua pertama dari daerah pegunungan. Kemenangan Lukas Enembe telah memperkuat dukungan dibentuknya propinsi yang terpisah di sepanjang pantai utara dan selatan, meskipun hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
IPAC: Papua Terpecah Belah karena Pemekaran Wilayah
KBR68H, Jakarta - Pemekaran kabupaten-kabupaten baru di Papua yang terjadi secara cepat memperkuat pengaruh politik orang-orang di daerah pegunungan atas mereka yang berada di pesisir pantai yang secara tradisional dominan.

NUSANTARA
Kamis, 10 Okt 2013 08:35 WIB


papua, pemekaran wilayah, IPAC, pecah belah
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai