Bagikan:

FPI dan MUI Larang Ulil Ceramah di UIN Syarif Qasim, Riau

KBR68H, Jakarta-Panitia ceramah Universitas Islam Negeri Syarif Qasim Pekanbaru Riau mengaku mendapat ancaman kekerasan fisik dari ormas radikal FPI. Ini menyusul agenda ceramah yang menghadirkan pembicara Ulil Abshar Abdalla.

NUSANTARA

Senin, 21 Okt 2013 15:27 WIB

FPI dan MUI Larang Ulil Ceramah di UIN Syarif Qasim, Riau

FPI, MUI, Ulil, dilarang ceramah

KBR68H, Jakarta-Panitia ceramah Universitas Islam Negeri Syarif Qasim Pekanbaru Riau mengaku mendapat ancaman kekerasan fisik dari ormas radikal FPI. Ini menyusul agenda ceramah yang menghadirkan pembicara Ulil Abshar Abdalla.

Salah seorang panitia, Mustakim mengatakan, FPI melarang kehadiran tokoh islam liberal itul di acara yang digelar pada hari Minggu kemarin. Mustakim menyebutkan, selain ancaman dari FPI, larangan terhadap ceramah datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau.

"Kebetulan MUI Riau itu adalah Dekan Fakultas Syariah pernah berfatwa tahun 2005, bahwa ajaran liberalisme, sekularisme, dan pluralisme itu haram disebarkan. Padahal mas Ulil tidak memberikan ceramah tentang ajaran liberal atau sekuler, hanya membicarakan demokrasi di negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim,"kata Mustakim saat dihubungi KBR68H.

Panitia ceramah di kampus UIN Suska Mustakim menambahkan belum ada kejelasan terhadap alasan penolakan tersebut. Pihaknya berencana meminta kejelasan MUI terhadap larangan yang dilayangkan kepada panitia dan pihak kampus.

Kemarin, Ulil Abshar Abdalla seharusnya berceramah di kampus UIN Sultan Syarif Qasim (Susqa), Pekanbaru, Riau. Namun beberapa saat sebelum acara dimulai,Dekan Fakultas Ushuluddin melarang Ulil untuk berceramah dengan alasan adanya ancaman dari kelompok islam tertentu yang tidak suka dengan kehadirannya.

Ulil merupakan tokoh muda NU yang juga pendiri Jaringan Islam Liberal. Saat ini, Ulil merupakan salah satu Ketua DPP Partai Demokrat.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending