Bagikan:

Dampak Kekeringan, Warga Desa Mertelu Jual Kambing untuk Beli Pakan

KBR68H, Yogyakarta - Musim kemarau membuat para petani di Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari kesulitan mencari pakan untuk ternak. Mereka terpaksa membeli pakan dari Klaten, Jawa Tengah

NUSANTARA

Selasa, 01 Okt 2013 15:11 WIB

Dampak Kekeringan, Warga Desa Mertelu Jual Kambing untuk Beli Pakan

kekeringan, beli pakan, jual kambing

KBR68H, Yogyakarta - Musim kemarau membuat para petani di Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari kesulitan mencari pakan untuk ternak. Mereka terpaksa membeli pakan dari Klaten, Jawa Tengah.


Salah satu warga Mertelu, Paiman, menuturkan sudah dua bulan ini ia kesulitan mencari pakan di sekitar rumahnya. Padahal ia harus selalu memberi pakan tiga sapinya setiap hari.

Untuk mencukupi, dia membeli rumput di Bayat, Klaten seharga Rp100.000 untuk satu bagor. “Saya pakai sedikit-sedikit dengan cara dicampur dengan jerami kering untuk menghemat biaya,” papar dia, Selasa (1/10).

Selama kemarau, ada kecenderungan warga di Mertelu untuk menjual kambing atau anak sapi. Uang hasil penjualan digunakan untuk membeli pakan. Kecenderungan ini pula yang memunculkan istilah sapi kecil dimakan sapi besar atau kambing dimakan sapi.

Kabag Kesejahteraan Rakyat Desa Mertelu, Supriyanto, mengungapkan selain membeli langsung, warga juga biasa mencari pakan sampai ke wilayah Trucuk, Klaten. Mereka pergi secara berkelompok antara empat hingga 10 orang dengan menyewa truk. Pakan yang dicari biasanya berupa jerami.

“Jerami itu sebagian besar digunakan sendiri, namun ada juga yang dijual,” papar dia.

Menurut Supriyanto kondisi itu sudah biasa dialami warga saat musim kemarau. Desa Mertelu merupakan desa yang sangat membutuhkan bantuan air begitu musim kemarau tiba.
“Di sini sebenarnya ada sumur bor tapi debit airnya belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari apalagi untuk pengairan lahan,” ujarnya.

Sumber: Radio Star Jogja

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending