KBR68H, Sangatta - Pergeseran lahan potensial untuk pertanian menjadi perumahan dan industri di Pulau Jawa juga merambah di Kalimantan Timur termasuk Kutai Timur (Kutim). Karena itu, gagasan pencetakan sawah yang dikenal sebagai Food Estate yang digalakan pemerintah diragukan bisa berhasil.
Menurut bekas Sekertaris Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kutim Hormansyah, penyebab terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan pertanian ke pertambangan karena pengaruh hasil.
“Jika pertanian memerlukan waktu lama dan ketelatenan serta menghasilkan uang relatif kecil, sementara tambang mudah dan cepat serta mendatangkan uang dalam jumlah banyak,” beber Hormansyah.
Bekas Camat Sangkulirang ini mengungkapkan banyaknya petani yang lari ke tambang atau perkebunan. “ Prinsip mereka ada uang, beras bisa dibeli daripada jadi petani, yang tidak jelas hasilnya,” bebernya.
Horman mengatakan, Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang mempunyai lahan pertanian seluas 800 hektar yang selama ini menjadi andalan sebagai penghasil padi ditambah pengairan yang baik karena diatur dengan memanfatkan bendungan.
Akibat ketiadaan tenaga kerja sebagai penggarap sawah, akhirnya sawah yang potensial menjadi padang ilalang.
“Kalau mau mencetak sawah, maka tenaga kerjanya harus jelas dari mana artinya jika ada perusahan yang mau menanamkan modal untuk menggarap sawah, tenaga kerjanya harus jelas. Kalau hanya kerja sama dengan petani lokal untuk menggarap, sementara hasilnya hanya menunggu panen kelak ditinggalkan lagi,” katanya seraya menambahkan masyarakat tidak merasa bangga lagi menyandang predikat sebagai petani.
Beralihnya sejumlah petani menjadi karyawan tambang termasuk warga transmigrasi yang sebelumnya diarahkan mampu menggarap lahan pertanian yang ada, diakui Hormansyah menjadi beban tersendiri bagi pemerintah.
Sumber: Radio Gema Wana Prima
Editor: Doddy Rosadi
Banyak Warga Kutim yang Tidak Bangga Lagi Menjadi Petani
KBR68H, Sangatta - Pergeseran lahan potensial untuk pertanian menjadi perumahan dan industri di Pulau Jawa juga merambah di Kalimantan Timur termasuk Kutai Timur (Kutim).

NUSANTARA
Kamis, 24 Okt 2013 11:49 WIB


kutai timur, petani, tidak bangga lagi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai