Bagikan:

Ratusan Siswa di Rembang Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah

Siswa membentangkan sejumlah poster protes terhadap kebijakan lima hari masuk sekolah, karena akan mematikan aktivitas pendidikan madrasah diniyah pada sore hari.

BERITA | NUSANTARA

Minggu, 27 Sep 2015 19:53 WIB

Author

Musyafa

Aksi para siswa di Rembang menolak kebijakan lima hari masuk sekolah. (Foto: Musyafa/KBR)

Aksi para siswa di Rembang menolak kebijakan lima hari masuk sekolah. (Foto: Musyafa/KBR)

KBR, Rembang – Sekitar 200-an siswa dari sejumlah sekolah di Rembang, hari Minggu (27/09)) menggelar aksi menolak kebijakan lima hari masuk sekolah yang digulirkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Kegiatan tersebut dipusatkan di halaman SMK-MA NU Lasem, Rembang.

Siswa membentangkan sejumlah poster protes terhadap kebijakan lima hari masuk sekolah, karena akan mematikan aktivitas pendidikan madrasah diniyah pada sore hari.

Salah satu siswa peserta aksi, Desi Puji Lestari mengatakan sebaiknya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar survei dulu, sebelum memutuskan.

"Kalau misalnya pulang sore, kan kasihan siswanya. Yang ikut madrasah, tidak bisa ikut madrasah. Jadi sekolah pulangnya sampai siang saja, sehingga sore bisa ikut madrasah," kata Desi Puji Lestari kepada KBR, Minggu (27/9).

Aksi para pelajar mendapatkan dukungan langsung dari anggota Komisi II DPR Muhammad Arwani Thomafi.

Arwani meminta Gubernur Jawa Tengah mengkaji ulang program tersebut.

"Di beberapa daerah, seperti Kabupaten Rembang, Blora, Grobogan dan pati yang menjadi tugas daerah saya sebagai anggota DPR, masyarakat banyak menyampaikan keluhan, kalau kebijakan ini dipaksakan, khawatir akan mematikan aktivitas madrasah diniyah," kata Arwani.

Di Kabupaten Rembang hingga saat ini belum ada satupun SMA sederajat yang menerapkan lima hari sekolah. Mereka beralasan belum siap.

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending