Bagikan:

Panwas Banyuwangi Temukan 70 Ribu Pemilih Ganda

Temuan pemilih ganda itu diantaranya ada pemilih yang memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nama yang identik.

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 02 Sep 2015 15:54 WIB

Panwas Banyuwangi Temukan 70 Ribu Pemilih Ganda

Ilustrasi. (Foto: situs kemendagri.go.id)

KBR, Banyuwangi - Panitia Pengawas (Panwas) Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menemukan sebanyak 70 ribu lebih data pemilih ganda.

Data itu diperoleh Panwas saat memasuki tahapan pencocokan dan penelitian data pemilih atau proses pemutakhiran Data Pemilih Sementara (DPS) Pilkada Banyuwangi.

Ketua Panwas Banyuwangi Atim Hariadi mengatakan data pemilih bermasalah tersebut tersebar di 24 kecamatan di Banyuwangi. Data itu diverifikasi dalam sepekan terakhir berdasarkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pilkada (DP4).

Atim mengatakan temuan pemilih ganda itu diantaranya ada pemilih yang memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nama yang identik, kemudian NIK dan tempat tanggal lahir yang identik.

Selain itu juga ada nama dan tempat tanggal lahir identik, serta pemilih yang memiliki NIK ganda.

"Kita mendeteksi adanya pemilih yang diduga ganda, baik itu ganda antar desa maupun ganda antar kecamatan dalam satu kabupaten. Ini sudah kita temukan, disamping ganda juga ada NIK invalid dan lain-lain. Artinya tidak sesuai dalam daftar pemilih," kata Atim Hariadi.

Ketua Panwas Kabupaten Banyuwangi Atim Hariadi menambahkan, Panwas juga menemukan data suatu daerah yang sama persis dengan daerah lain. Dia meminta kepada KPU Banyuwangi untuk benar-benar serius dalam proses pencocokan dan penelitian (coklit) daftar pemilih, sehingga data pemilih Pilkada Banyuwangi benar-benar valid dan akurat.

Pemilihan bupati Banyuwangi diikuti dua pasangan calon, yaitu pasangan petahana Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko serta pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo.

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending