KBR, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah mengaku kekurangan fasilitas pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Kepala Dinas BPBD Kalteng Tom Moenandaz, saat ini untuk memadamkan hutan dan lahan Kalimantan yang sangat luas, tim darat sudah banyak dikerahkan. Namun lahan gambut yang kering dan pasokan air yang kurang menyulitkan pemadaman.
Heli juga tidak optimal digunakan karena jarak pandang terbatas. Tom berharap ada teknologi khusus agar lahan gambut di wilayahnya tetap basah meskipun saat kemarau.
"Kalaupun kita padamkan, yang di bawahnya pun kita padamkan. Harus ada teknologi tertentu agar lahan gambut basah terus. Fasilitasnya sangat kurang, karena luas Kalimantan tidak kecil," kata Tom Moenandaz.
Kemarin, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah menunjukkan konsentrasi partikulat PM10 di atas 1.000 mikrogram per meter kubik sepanjang hari. Angka itu berarti lima kali tingkat bahaya dari ambang batas kualitas udara kategori berbahaya.
Jarak pandang pun hanya berkisar 50-500 meter. Sedangkan dua hari lalu, kabut pekat masih menyelimuti Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dengan jarak pandang kurang dari 100 meter.
Kondisi ini masih terjadi meski bantuan Helikopter MI8 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah datang sejak Senin kemarin
Editor: Agus Luqman
Minim Air, BPBD Kalteng Sulit Tangani Kebakaran Hutan
Saat ini untuk memadamkan hutan dan lahan Kalimantan yang sangat luas, tim darat sudah banyak dikerahkan. Namun lahan gambut yang kering dan pasokan air yang kurang menyulitkan pemadaman.

Helikopter MI8 pengangkut air untuk pemadaman kebakaran hutan dari udara. (Foto: Alex Gunawan/KBR)
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai