Bagikan:

Konsulat RI Rayu Malaysia Bebaskan Petani Rumput Laut asal Nunukan

Saat ini delapan orang yang berprofesi sebagai petani budi daya rumput laut itu masih berada di kantor kepolisian Malaysia.

BERITA | NUSANTARA

Kamis, 17 Sep 2015 12:36 WIB

Konsulat RI Rayu Malaysia Bebaskan Petani Rumput Laut asal Nunukan

Ilustrasi. Kapal polisi Malaysia berpatroli di daerah perbatasan RI di Tawau. (Foto: www.interpol.go.id)

KBR, Nunukan - Kantor Konsulat Republik Indonesia di Tawau Malaysia akan membujuk pemerintah Malaysia supaya segera memulangkan delapan warga petani Nunukan yang ditahan aparat Diraja Malaysia.

Konsulat Republik Indonesia Muhammad Sholeh mengatakan belum bisa memastikan apakah delapan orang tersebut bisa dipulangkan tanpa proses hukum.

Saat ini delapan orang yang berprofesi sebagai petani budi daya rumput laut itu masih berada di kantor kepolisian Malaysia.

"Saya akan berusaha supaya mereka tidak di proses dan bisa segera pulang. Kita akan 'merayu' kalau istilah orang Malaysia begitu, untuk segera dipulangkan. Tapi kalau memang mereka law enforcement-nya memang harus diproses melalui peradilan, kita ikuti dan kita dampingi," ujar Muhammad Sholeh ketika dihubungi KBR melalui telepon, Kamis (17/9).

Muammad Sholeh menambahkan, pemerintah daerah seharusnya mengedukasi warga di wilayah perbatasan untuk tidak melakukan aktivitas budidaya rumput laut di perairan Malaysia, karena hal tersebut merupakan kegiatan ilegal.

Pada Februari 2015 lalu, 11 petani rumput laut warga Jl Tanjung ditangkap karena melakukan kegiatan budidaya rumput laut secara ilegal di perairan Tanjung Kayu Mati.

Konsulat berhasil meyakinkan pemerintah Malaysia untuk tidak memprose hukum 11 petani tersebut.

Belakangan, bulan September ini aparat Malaysia kembali menangkap sejumlah orang pembudi daya rumput laut di sekitar Tawau. Tiga orang dibebaskan, sedangkan delapan orang ditangkap.

Editor: Agus Luqman
 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending