KBR, Jakarta - CEO Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation, Jamartin Sihite menyebut masalah administrasi kewenangan menjadi penyebab lambatnya bantuan saat kebakaran di kawasan hutan konservasi BOS. Menurutnya, bantuan baru datang sehari setelahnya. Sementara terkait penyebab kebakaran, masih diselidiki.
"Kita melihat itu semakin besar, kita coba telepon dinas kebakaran di Balikpapan, dan dari Kutai Kartanegara. Balikpapan tidak mau ngirim karena kami di Kutai Kartanegara, padahal jaraknya paling dekat. Jadi banyak hal yang kami bikin pusing."
Jamartin menambahkan titik api di kawasan konservasi masih ada, meskipun api sudah padam.
Rabu lalu, kebakaran kembali terjadi di hutan konservasi milik Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation Samboja Lestari Kutai Kartanegara yang menghanguskan 100an hektar lahan. Kejadian kebakaran terjadi di sisi Selatan Komplek BOSF dengan jarak sekitar 1 kilometer dari kantor Pusat.
Kondisi itu menyebabkan sekitar 209 orangutan dan 47 ekor beruang madu yang sedang dalam perawatan terancam. Lahan yang tebakar adalah pusat reintroduksi orangutan Kalimantan Timur Samboja Lestari.
Editor : Sasmito Madrim