Bagikan:

20 Embung Tadah Hujan Mengering, Petani Jombang Merana

Debit air puluhan embung itu habis sejak satu bulan terakhir. Pasalnya, tak ada lagi air hujan yang mengisi tampungan embung sejak memasuki kemarau tiga bulan lalu.

BERITA | NUSANTARA

Jumat, 04 Sep 2015 00:14 WIB

Kekeringan. (Antara)

Kekeringan. (Antara)

KBR, Jombang - Sekitar 20 embung (kolam tempat penampungan air) di Jombang, Jawa Timur mengering. 

Akibatnya ribuan hektar areal persawahan tadah hujan yang mengandalkan pengairan dari embung-embung tidak bisa digarap petani dengan semestinya.

Debit air puluhan embung itu habis sejak satu bulan terakhir. Pasalnya, tak ada lagi air hujan yang mengisi tampungan embung sejak memasuki kemarau tiga bulan lalu.

Kepala Dinas Pengairan Jombang Arif Gunawan mengatakan sebagian besar embung tersebut berada di wilayah utara sungai Brantas. 

Para petani di wilayah itu terpaksa harus menanam tanaman yang sesuai dengan musim karena minimnya air di saluruan irigasi pasca mengeringnya embung.

"Kondisinya saat ini 90 persen sudah kering. Jadi sudah nggak ada tampungannya karena embung itu daerah tadah hujan. Jadi sumber yang continuous flow itu nggak ada. Di Jombang lebih kurang ada 20 embung," kata Arif Gunawan, Kamis (03/09).

Ada sekitar tujuh kecamatan yang merasakan dampak keringnya embung-embung itu. Tujuh Kecamatan itu diantaranya Kecamatan Kabuh, Kudu, Ngusikan, Ploso, Plandaan, Wonosalam dan Kecamatan Bareng. 

Menurut Kepala Dinas Pengairan Arif Gunawan embung-embung tersebut akan kering hingga awal musim hujan mendatang, atau hingga awal November mendatang.

Data Dinas Pertanian Jombang menyebutkan ada sekitar seratusan hektar tanaman padi mengalami puso atau gagal panen. 

Tanaman padi berumur sekitar satu bulan terhitung hingga pertengahan Agustus lalu mati akibat kekurangan pasokan air. 

Rata-rata sawah tersebut berada diwilayah tadah hujan yang hanya mengadalkan air dari embung-embung yang ada.

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending