Bagikan:

Tudingan SARA di Balik Buku Sejarah Kebudayaan Islam

Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang diduga bermuatan SARA (suku, agama, rasa, dan antargolongan) ditemukan beredar di Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) setempat.

NUSANTARA

Kamis, 18 Sep 2014 11:38 WIB

Author

Muji Lestari

Tudingan SARA di Balik Buku Sejarah Kebudayaan Islam

Tudingan SARA, Buku Sejarah Kebudayaan Islam

KBR, Jombang –  Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang diduga bermuatan SARA (suku, agama, rasa, dan antargolongan)  ditemukan beredar di Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) setempat.

Menurut Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang, buku SKI untuk pelajar MTs kelas tujuh itu dapat menimbulkan konflik horizontal. Sebab di dalam kutipan salah satu materinya menyebut tentang “makam wali adalah berhala”.

Salah satu pengurus ISNU, Muhamad Jaenudin, mengganggap kutipan kata “berhala” itu ada unsur kesengajaan.  Ia menduga dalam penyusun kalimat itu adalah penganut Islam garis keras.

“Ini memicu keresahan baik antara murid dan guru. Guru (juga) bingung untuk mengajarkan karena ini juga nantinya berimbas kepada beberapa kelompok atau golongan dalam Islam. Dan keresahan itulah yang kita tidak kita tidak inginkan. (Ini membuat) warga Nahdliyin cemas dengan adanya gerakan-gerakan yang ada di sekolah yang meresahkan guru dan murid,” kata Jaenudin kepada Portalkbr.

ISNU mendesak kepada pihak terkait agar Buku SKI itu segera ditarik dari peredaran dan pihak penerbit mengganti buku yang baru. Selain itu pihak penerbit harus meminta maaf  secara tertulis kepada seluruh masayarakat khususnya kepada warga Nahdlatul Ulama, karena dalam kutipan itu sangat menyalahi akidah.

Kutipan dalam buku SKI yang dianggap menyinggung SARA terdapat dalam buku pedoman untuk guru pelajaran SKI kelas VII MTs, pada BAB I tentang Kearifan Nabi Muhammad SAW.  Pada buku pedoman itu memerintahkan guru untuk meminta peserta didik supaya mendiskusikan tentang perbandingan antara kondisi kepercayaan Makkah dengan kondisi saat ini. Selain itu juga disebutkan bahwa masih ada yang menyembah berhala serta memercayai dan meminta kepada benda-benda.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending