Bagikan:

Peringati Hari Tani, Mahasiswa Minta Jokowi Tuntaskan Konflik Agraria

Sekitar 150-an mahasiswa Fakultas Pertanian dari Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, turun ke jalan menuntut pemerintah baru yang dipimpin Presiden Joko Widodo menyelesaikan konflik agraria. Hal ini sebagai bentuk refleksi memperingati 54

NUSANTARA

Rabu, 24 Sep 2014 17:29 WIB

Author

Suara Gratia

Peringati Hari Tani, Mahasiswa Minta Jokowi Tuntaskan Konflik Agraria

Peringati Hari Tani, Mahasiswa, Jokowi

KBR, Cirebon – Sekitar 150-an mahasiswa Fakultas Pertanian dari Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, turun ke jalan menuntut pemerintah baru yang dipimpin Presiden Joko Widodo menyelesaikan konflik agraria. Hal ini sebagai bentuk refleksi memperingati 54 tahun Hari Tani Nasional.

Mereka berjalan kaki dari Kampus Unswagati Jl. Brigjend. Dharsono (By Pass) menuju Balai Kota Cirebon dengan jarak lebih dari 5 km. Demonstran memaksa bertemu dengan Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno, untuk menandatangai surat pernyataan sebagai dukungan menerapkan kebijakan-kebijakan pertanian yang memihak rakyat banyak. Namun, upaya keras mahasiswa ini gagal karena Wali Kota tengah menghadiri kegiatan lainnya. Akhirnya demonstran ditemui oleh Sekretaris Daerah.

Kordinator lapangan aksi demonstrasi, Tri Utomo mengatakan, sejak Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun 1960 diterapkan, rakyat kecil sama sekali tidak dapat menikmati hasil pertanian. Sebab sumber daya alam hanya dapat dinikmati segelintir orang yaitu para politisi, kaum elite, dan para penguasa.

“Negara hanya menyerahkan lebih banyak lahan untuk orang-orang dekat, pemodal besar, dan pengusaha. Sehingga banyak lahan pertanian berubah fungsi menjadi perkantoran, perumahan, dan kawasan industri,” katanya, ditemui di depan Balai Kota Cirebon Jl. Siliwangi, Rabu (24/9).

Ia dan para demonstran menilai, konflik sengketa lahan yang kini semakin bertambah luas menyebabkan rakyat kecil menjadi bulan-bulanan ketidakadilan para pemodal. Ini membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Ketika itu semua terjadi, dimana peranan pemerintah sebagai pengelola negara untuk menyejahterakan rakyatnya sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945? Apakah pemerintahan yang baru dapat menyelesaikan konflik agraria dan memberikan kebijakan-kebijakan adil untuk kemakmuran rakyat?” serunya.

Sementara, Sekretaris Daerah Kota Cirebon Asep Dedi yang menemui mahasiswa di Balai Kota mengaku, persoalan pertanian atau agraria merupakan tanggungjawab pemerintah, pihaknya berjanji akan menyerap aspirasi para demonstran.

“Hari Tani Nasional merupakan momen untuk melihat kembali nasib petani di Indonesia dan di Kota Cirebon khususnya. Ini merupakan tanggungjawab kami,” katanya.(Frans C. Mokalu)

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending