KBR, Jakarta– Pengamat menilai strategi kuota BBM bersubsidi yang dijalankan pemerintahan SBY, selalu melebihi kuota.
Pengamat energi Lucky Lontoh mengatakan, dalam lima tahun terakhir, pemerintah memang sengaja mengatur anggaran subsidi BBM, hanya untuk Januari hingga Oktober. Sehingga BBM terancam habis di dua bulan jelang akhir tahun. Selama ini Presiden SBY menggunakan dana kementerian untuk menambal anggaran subisidi BBM yang melebihi kuota.
“Risiko cadangan fiskal bukan buat nombokin subsidi BBM seharusnya. Presiden SBY itu berinovasi untuk melakukan pemangkasan pengeluaran APBN secara besar-besaran di seluruh kementerian agar kalau subsidi BBMnya jebol, masih ada ruang di APBN untuk nahan subsidi BBM ini."
Pengamat energi Lucky Lontoh menambahkan, rata-rata kelebihan kuota pemakaian premium bersubsidi mencapai 5 juta kilo liter per tahun.
Tahun ini pemerintah bersama DPR sepakat untuk membatasi kuota BBM bersubsidi hanya 46 juta kiloliter. Meski begitu, BBM jenis solar diperkirakan akan habis pada November dan premium pada awal Desember. Namun Lucky berharap, Presiden terpilih Joko Widodo bisa mengubah kuota BBM bersubsidi jika ada perubahan kurs drastis, seperti yang terjadi sejak bulan Juni hingga sekarang.
Editor: Dimas Rizky
Pengamat: SBY Sudah Biasa Over Kuota Subsidi BBM
Pengamat menilai strategi kuota BBM bersubsidi yang dijalankan pemerintahan SBY, selalu melebihi kuota.

NUSANTARA
Sabtu, 06 Sep 2014 13:14 WIB


anggaran, subsidi, bbm, sby
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai