KBR, Jombang – Kemarau panjang di Jombang, Jawa Timur, menyebabkan petani semangka di Kecamatan Megaluh harus mengairi tanamannya dengan menggunakan gayung. Mereka menyirami tanamannya satu per satu. Air dari saluran irigasi tak mampu lagi mengairi sawah.
Salah satu petani, Riyono mengatakan, tindakan ini diambil agar buah semangka yang masih berumur sekitar satu bulan itu tidak mati
“ini menyirami semangka karena airnya telat. Tidak ada air kita pakai diesel dan buat tampungan. Kadang airnya seminggu sekali, sepuluh hari sekali, ini sudah lama tidak ada irigasi masuk. Kalau tidak disiram mati,” Kata Riyono.
Cara yang dilakukan petani untuk mempermudah penyiraman itu dengan membuat sejumlah titik lubang di tengah sawah yang difungsikan sebagai tandon air. Lubang berukuran sekitar dua kali empat meter itu kemudian mereka pasang plastik agar air tak bisa meresap ke dalam tanah. Air yang sudah mereka simpan itulah yang digunakan untuk menyirami tanaman semangkanya setiap hari.
Sedangkan untuk mendapatkan air, para petani mengambilnya dari sumur bor yang ada di tengah sawah menggunakan mesin pompa diesel. Kata Riyono, Kondisi itu terjadi hampir setiap tahun saat memasuki musim kemarau. Sehingga para petani harus mengeluarkan biaya tambahan lebih besar karena harus membayar tenaga atau buruh penyiram.
Editor: Antonius Eko