Bagikan:

Kekerasan Terus Tejadi, Gereja Papua Minta Negara Serius Lindungi Warga

Forum Kerja Oikumenis Gereja-Gereja Papua mempertanyakan komitmen negara dalam melindungi warga. Pertanyaan ini muncul menyusul makin maraknya kekerasan yang justru dilakukan oleh aparat keamanan.

NUSANTARA

Kamis, 25 Sep 2014 09:51 WIB

Author

Antonius Eko

Kekerasan Terus Tejadi, Gereja Papua Minta Negara Serius Lindungi Warga

penembakan, papua

Forum Kerja Oikumenis Gereja-Gereja Papua mempertanyakan komitmen negara dalam melindungi warga. Pertanyaan ini muncul menyusul makin maraknya kekerasan yang justru dilakukan oleh aparat keamanan. 


Forum kerja menyebut, kekerasan bukan baru terjadi tahun ini. Gereja Papua dan jemaat terus-menerus hidup dalam kondisi seperti ini sejak tahun 1960-an. Artinya, Papua telah dan terus dikelola sebagai situs kekerasan dan situs pertumpahan darah oleh berbagai kepentingan.   


Pendeta Benny Giay menyebut, Presiden SBY pada 2011 pernah mengakui  bahwa kekerasan yang terus terjadi di Papua disebabkan adanya kelompok garis keras yang  tidak mau demokrasi, tidak mau dialog dan mau menang sendiri. 


Benny meminta semua pihak ikut menungkap motif dan pelaku dari kelompok ini, sehingga kasus kekerasan di Papua bisa segera diakhiri. 


Berikut catatan kerasan yang dikumpulkan Forum Kerja Oikumenis Gereja-Gereja Papua sepanjang tahun ini


Januari 2014 


Adanya pembiaran terhadap konflik dan perang suku di Timika yang telah  menewaskan, sejumlah orang dan seorang hamba Tuhan, dan beberapa Jemaat Gereja Kingmi terpaksa ditutup dan mengungsi lalu beribadah di luar (alam terbuka).  


Tanggal 2 Juli 2014 


Di Pasar Youtefa, Jayapura kota, aparat keamanan menewaskan 5 orang mahasiswa Papua. Sampai saat ini belum ada proses hukum.


Tanggal 28 Juli 2014  


Insiden Lani Jaya yang menurut warga jemaat berawal dari aparat Polisi yang hendak menjual amunisi dan senjata kepada TPN/OPM lalu terjadi baku tembak yang menelan korban. 


Tanggal 8 Agustus 2014 


Robert Yelemaken (16) tahun anak dari Pdt. Benyamin Yelemaken gembala sidang jemaat Kingmi Kairos di Manokwari kota  dan Onni Weya yang  ditangkap, disiksa sewenang-wenang dan ditahan selama dua minggu lebih oleh TNI.  


Tanggal 20 Agustus 2014


Penculikan dan pembunuhan Marthinus Yohame di Sorong


Tanggal 22 Agustus 2014  


Korea Wakerkwa (kepala suku) dibunuh di Timika,  yang awalnya menurut masyarakat aparat keamanan karena mencurigai korban sebagai pendukung TPN OPM di Lani Jaya; Polisi belum mengungkap motif dan pelakunya. 


Tanggal 6 September 2014 


Polres Keerom-Arso, tidak mengawal massa sehingga massa bertindak anarkis sehingga aksi meluas dan membakar 17 rumah warga dan sejumlah rumah lainnya di rusak. 


Tanggal 15 September 2014 


Terkesan terjadi pemaksaan kehendak oleh pihak Polisi yang memaksa Jemaat Kingmi  Haleluyah Entrop Jayapura kota, untuk penggunaan fasilitas gereja dalam rangka penyambutan dan pengukuhan Kapolda Papua yang baru secara adat Papua, sehingga rencana acara tersebut telah memecah belah dan meresahkan jemaat kami.   


Tindakan Kriminalisasi dan Teror terhadap Pengacara HAM, seperti Olga Hamadi,  19 September 2012 di Wamena, Gustaf Kawer, 12 Juni 2014 di Jayapura  dan Anum Siregar, 16 September 2014 di Wamena,  di Tanah Papua.


Tanggal 18 September 2014   


Penembakan terhadap Videlis Jhon Agapa di Jalan Trans Nabire-Illaga, KM 74, menurut masyarakat ditembak oleh aparat keamanan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending