Bagikan:

Harga Tebu Anjlok, Petani di Jombang Menjerit

KBR, Jombang - Para petani tebu di Jombang, Jawa Timur, mengeluhkan rendahnya harga jual tebu.

NUSANTARA

Minggu, 07 Sep 2014 19:32 WIB

Author

Muji Lestari

Harga Tebu Anjlok, Petani di Jombang Menjerit

harga tebu, jombang, petani

KBR, Jombang - Para petani tebu di Jombang, Jawa Timur, mengeluhkan rendahnya harga jual tebu. Akibatnya, mereka mengaku mengalami kerugian besar karena harga jual tebu turun drastis hingga kisaran 40 persen. (Baca: Petani Jombang Boikot Pengiriman Tebu)

Salah satu petani, Dwi Atmojo mengatakan, pada musim panen sebelumnya, harga jual tebu milik petani dihargai Rp. 55 ribu per kwintal. Kini, harga jual tebu hanya sekitar Rp. 31 ribu per kwintal. Turunnya harga jual tebu dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi dan perawatan yang mencapai Rp. 5,5 Juta per hektar hingga panen. Harga jual tersebut hanya menutupi separuh biaya produksi.

“Petani tebu sekarang ini hancur semua karena harganya turun, jual waktu ini hari ini Rp. 31 ribu per kwintal, tahun kemarin Rp. 50 sampai 55 ribu. Faktornya karena saingan luar negeri, pasar bebas ini barang kali. Kalau harga bibit ini sekarang ya mahal kalau nggak salah satu rit kurang lebih ya 4 sampai 5 ton ada yang Rp. 4 atau 3,5 juta.” Kata Dwi Atmojo (07/09).

Dwi Atmojo menambahkan, faktor lain yang merugikan petani adalah naiknya harga pupuk pestisida, dan mahalnya upah buruh tebang dan angkut tebu ke pabrik gula.Petani menduga turunnya harga tebu juga diakibatkan rendahnya harga gula lokal di pasaran.

selain itu, dipicu impor gula sehingga harga gula lokal tak mampu bersaing dengan harga import. Sementara para petani hanya bisa pasrah dengan kondisi itu. Mereka berharap kepada Pemerintah agar lebih memperhatikan petani lokal dan bisa mengurangi atau menekan masuknya gula impor ke dalam Negeri.

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending