Bagikan:

BPBD Bondowoso Belum Punya Peta Daerah Rawan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, hingga saat ini belum memiliki peta daerah rawan bencana. Padahal, peta ini bisa menjadi sumber penyedia informasi, yang berkaitan dengan masalah bencana dan kesehatan yang mengan

NUSANTARA

Selasa, 16 Sep 2014 12:14 WIB

Author

Friska Kalia

BPBD Bondowoso Belum Punya Peta Daerah Rawan Bencana

bencana alam, bondowoso

KBR, Bondowoso – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, hingga saat ini belum memiliki peta daerah rawan bencana. Padahal, peta ini bisa menjadi sumber penyedia informasi, yang berkaitan dengan masalah bencana dan kesehatan yang mengancam masyarakat. 


Selain itu, peta daerah rawan bencana ini akan sangat membantu BPBD, untuk mengurangi risiko yang mungkin akan terjadi, manakala bencana datang.

 

Kasi Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Bencana, BPBD Bondowoso, Ahmad Rahmadi mengatakan, sejak BPBD berdiri di Bondowoso pada  2011, belum ada pembuatan dan pemetaan daerah rawan bencana yang dilakukan menggunakan metode ilmiah. 


Selama ini, BPBD Bondowoso hanya memetakan wilayah berdasarkan bencana yang biasa terjadi di sebuah wilayah. Menurutnya, Pemkab belum memiliki anggaran untuk melakukan penelitian dan mengkaji secara ilmiah tentang kondisi topografi di Bondowoso.

 

“Peta daerah rawan bencana sebenarnya berfungsi untuk memprediksi potensi bencana di suatu wilayah berdasarkan kondisi demografi dan topografi. Tapi sampai saat ini BPBD Bondowoso belum memiliki peta daerah rawan bencana,” kata Ahmad Rahmadi saat ditemui KBR, Selasa (16/09).

 

BPBD tidak menampik bahwa tidak adanya peta daerah rawan bencana ini berpengaruh pada proses penanganan bencana di wilayah Bondowoso mulai dari pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana.

 

Ahmad Rahmadi mencontohkan kasus kekeringan yang terjadi di Bondowoso. Berdasarkan siklus yang terjadi setiap tahun ada beberapa kecamatan yang rawan kekeringan versi BPBD seperti Kecamatan Taman Krocok, Botolinggo, Wringin, Binakal, Curahdami dan Tegalampel. 

 

Namun beberapa kecamatan tidak terdata mengalami kekeringan, padahal warga di sana kekurangan air bersih. 


Ini dibenarkan oleh Kepala PDAM Bondowoso, Mulyadi yang menerima surat dari BPBD untuk distribusi air bersih. Dalam surat yang diterima tanggal 8 September tersebut, Kecamatan Cermee tidak termasuk dalam daftar rawan kekeringan.

 

Padahal, di Desa Batu Ampar, Kecamatan Cermee masyarakat harus berjalan sejauh 12 km untuk mendapatkan air bersih. Kepala Desa Batu Ampar, Buma mengatakan, krisis air bersih ini sudah terjadi selama bulan kemarau berlangsung.

 

“Iya di Desa Batu Ampar memang kekurangan air, apalagi sekarang kemarau. Biasanya warga jalan sampai 12 km untuk cari air,” kata Buma.

 

Sulitnya mendapatkan air, terkadang membuat warga saling berebut bahkan bertengkar saat menemukan sumber air. Buma mengatakan, untuk Desa Batu Ampar saja terdapat 760 kepala keluarga yang kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, ada beberapa desa lainnya di Kecamatan Cermee yang juga mengalami hal serupa

 

Selama ini BPBD hanya menggunakan siklus kebiasaan untuk mengetahui potensi bencana di suatu wilayah. Selain itu, BPBD juga memanfaatkan relawan bencana yang ada di lapangan untuk melaporkan manakala menemukan ada bencana terjadi.

 

BPBD berharap bisa segera memiliki peta daerah rawan bencana. Menurut Ahmad Rahmadi, pengajuan anggaran untuk pembuatan peta tersebut sudah lama dilakukan, namun hingga saat ini belum terealisasi.

 

Bondowoso merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang termasuk kabupaten dengan karakteristik rawan bencana longsor, banjir dan angin putting beliung. Selain itu, Bondowoso juga memiliki dua gunung berapi yang masih aktif dan beberapa kali mengalami kenaikan status. Dua gunung itu diantaranya gunung kawah ijen dan gunung raung. 


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending