Bantuan Pemkab Bondowoso Belum Dirasakan Pedagang Korban Kebakaran

KBR, Bondowoso – Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, memastikan tidak ada ganti rugi yang akan diberikan kepada pedagang korban kebakaran pasar induk beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Harimas mengatakan, sulit bagi Pemkab Bondowoso untuk memberikan ganti rugi mengingat minimnya anggaran. Menurutnya saat ini yang bisa dilakukan Pemkab adalah membangun lapak sementara bagi para pedagang.
 
“Kalau ganti rugi sulit bagi Pemerintah Kabupaten. Kami hanya bisa menyediakan lokasi untuk relokasi sementara dan lapak yang akan digunakan oleh pedagang,” kata Harimas saat ditemui Portalkbr di ruang kerjanya, Kamis (18/9).
 
Menurut Harimas, saat ini Pemkab sudah menunjuk rekanan untuk mengerjakan tenda sementara yang akan digunakan sebagai lapak oleh para pedagang. Untuk pemulihan dan pembuatan lapak untuk ratusan pedagang tersebut Pemkab menggelontorkan anggaran sebesar Rp900 juta rupiah. Dana tersebut diambil dari dana tak terduga.
 
Sementara itu berdasarkan pantauan Portalkbr di lapangan, belum ada lapak untuk pedagang yang dibangun Pemkab Bondowoso. Banyak pedagang yang mulai membangun sendiri lapak-lapak di sepanjang jalan di depan pasar induk yang terbakar. Salah seorang pedagang, Tutik mengatakan dia membangun lapak dengan biaya pribadi.
 
Tutik mengaku membangun sendiri lapaknya bersama pedagang lain, karena lapak yang dijanjikan Pemkab tak kunjung dibangun, sementara para pedagang harus tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 
“Bangun lapak ini dengan biaya pribadi, saya bangun lapaknya hari Senin dan mulai berjualan sejak Selasa. Sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemkab,” kata Tutik saat ditemui Portalkbr di lapak sementara miliknya.
 
Kebakaran hebat melanda pasar induk Bondowoso pada Kamis (11/9) lalu. Sebanyak 600 lebih kios di pasar tersebut habis terbakar. Nilai kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai Rp35 miliar lebih yang meliputi kerugian fisik bagunan sebesar Rp19 miliar lebih dan barang dagangan Rp15 miliar.

Editor: Anto Sidharta