Bagikan:

Anjing Rabies Terus Hantui Warga Bali

Kasus anjing pembawa virus rabies yang menggigit manusia masih terjadi di Provinsi Bali. Sepekan terakhir ini saja, delapan warga yang tinggal di Kabupaten Karang Asem digigit anjing rabies. Mereka kini mendapat pengobatan intensif.

NUSANTARA

Kamis, 25 Sep 2014 17:53 WIB

Anjing Rabies Terus Hantui Warga Bali

Rabies, Hantui Warga Bali

KBR, Denpasar – Kasus anjing pembawa virus rabies yang menggigit manusia masih terjadi di Provinsi Bali. Sepekan terakhir ini saja, delapan warga yang tinggal di Kabupaten Karang Asem digigit anjing rabies. Mereka kini mendapat pengobatan intensif.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra, masih banyaknya anjing yang terkena rabies kerap disebabkan oleh anjing dibiarkan liar atau diliarkan.

I Putu Sumantra mengatakan, dalam soal pemberantasan rabies, ia menganggap minimnya peran serta masyarakat dalam memberantas rabies membuat berulangnya kasus anjing rabies yang mengigit manusia. Karenanya, kata dia, Pemda akan mengisolasi daerah-daerah tertentu yang terkena virus rabies.

"Di daerah yang positif kasus rabies, anjing yang sudah rabies apa mau kita biarin? Oleh sebab itu kita lakukan yang namanya eliminasi terbatas. Seharusnya berdasarkan SOP (Prosedur operasi standar , red.) di daerah yang ada kasus dilakukan pengendalian emergency (darurat, red.). (Di lokasi itu dilakukan) vaksinasi ulang terhadap anjing-anjing yang ada, kemudian dilakukan eliminasi terhadap anjing-anjing yang sudah pernah kontak dengan anjing rabies,” ujar I Putu Sumantra kepada Portalkbr, Kamis (25/9).

I Putu Sumantra menambahkan, pihaknya telah membentuk tim pemantau di lapangan  terhadap anjing-anjing liar yang jumlahnya saat ini sudah banyak. Tiap desa, kata dia, ada dua orang tim pemantau anjing.

“Tahun ini sudah 300 ribu anjing yang sudah divaksin,” pungkas I Putu Sumantra.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending