Bagikan:

Aksi Pengetap BBM Bikin Wakil Wali Kota Samarinda Kesal

Aksi pengetapan atau penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara ilegal membuat kesal Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

NUSANTARA

Senin, 15 Sep 2014 12:21 WIB

Aksi Pengetap BBM Bikin Wakil Wali Kota Samarinda Kesal

Aksi Pengetap BBM, Wali Kota Samarinda

KBR, Balikpapan – Aksi pengetapan atau penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara ilegal membuat kesal Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Walau Pemkot sudah berkali-kali melakukan penertiban pengetap, namun aksi pengetapan BBM bersubsidi masih marak terjadi.

Karenanya, Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail meminta Pertamina  bersikap tegas dengan menyetop pemberian BBM bersubsidi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) nakal yang BBM bersubsidi ke pengetap. Sebab, aksi penyalagunaan ini kerap menyebabkan terjadi kelangkaan di Kalimantan Timur.

Ia juga menyarankan, agar Pertamina mengalihkan BBM bersubsidi tersebut ke SPBU lain yang tidak memberikan ruang atau  menjual kepada pengetap.

"Dipindahkan saja kepada SPBU yang teladan yang bak yang masih banyak juga yang bisa mengamankan, sasaran alokasi subsidi itu kepada masyarakat," kata Nuryiswan Ismail kepada Portalkbr, Senin (15/9)

Nusyirwan juga mengaku heran, meski sudah ada pengumuman di setiap SPBU untuk tidak melayani pengetap, namun justru larangan itu diacuhkan oleh petugas SPBU.

Padahal, kata dia, Kalimantan Timur merupakan daerah penghasil terbesar sektor migas, namun daerah itu kerap mengalami kelangkaan BBM. Akibatnya sering sekali terlihat antrean panjang kendaraan di setiap SPBU.

Aksi para pengetap biasanya memodifikasi mobil agar bisa menampung BBM sebanyak mungkin. Misalnya mengubah fungsi kursi penumpang bagian belakang menjadi tangki yang mampu menampung BBM dalam jumlah banyak.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending