KBR68H, Jakarta – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menandatangani nota kesepahaman soal penggunaan bahan bakar gas bagi angkutan umum. Pada tahap awal, Bus Transjakarta dan taksi diwajibkan ikut proyek percontohan dengan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan itu.
Menteri ESDM, Jero Wacik mengatakan, selain lebih murah, BBG juga sangat ramah lingkungan. Kata dia, BBG merupakan hasil produksi dalam negeri, sehingga konversi BBM ke BBG ini juga menghemat belanja negara karena BBM masih impor dari luar.
“Pertama hari ini kita dorong penggunaan gas, karena pak gubernur akan mendatangkan bus-bus baru dan semuanya akan menggunakan gas. Saya tentu dengan senang untuk mensupport karena solar, premium, pertamax itu barang impor banyakan harus kita pelan-pelan tinggalkan. Ganti dengan gas yang kita punya produk nasionalnya, produksi dalam negeri. Kita banyak jumlahnya dan ramah lingkungan. Jadi karena itu tidak ada kata berbalik lagi, maka mari kita terus galakkan gas,” ujarnya.
Jero Wacik menambahkan, untuk mempermudah armada TransJakarta memperoleh BBG, instansinya akan menyediakan Stasiun Bahan Bakar Gas (SPBG) bergerak atau mobile refueling unit (MRU) yang akan mendatangi pool bus Transjakarta, sehingga lebih efisien. Kata dia hal tersebut merupakan kebijakan yang sangat baik untuk menekan konsumsi BBM pada kendaraan.
Editor: Antonius Eko