KBR68H, Jakarta - Petani Indramayu Jawa Barat menuntut pemerintah setempat mengajak mereka berdialog soal pembangunan Bendungan Bubur Gadung.
Ini menyusul pembangunan Bendungan Bubur Gadung mencaplok lahan garapan petani. Pendamping Serikat Tani Indramayu dari Konsorsium Pembaruan Agraria Agus Suprayitno mengatakan petani Indramayu masih menolak pembangunan waduk tersebut. Ada sekitar 200 hektar lahan pertanian warga yang terpaksa dialihfungsikan untuk pembangunan waduk yang hingga saat ini masih terus dikerjakan.
"Justru yang kami tolak waduk itu dibangun di atas lahan garapan warga. Namanya waduk itu buat ngairi sawah sawah petani, okay, silahkan. Tapi mestinya ketika proses pembahasan itukan petani dilibatkan karena di situ ada lahan garapan petani yang kena pembangunan waduk itu. Minimal petani diajak ngobrol gimana penyelesaiannya. Intinya harus ada mediasi yang jelas. Tapi ketika waduk itu mulai dibangun, tidak ada sosialisasi dengan petani, tidak ada mediasi dengan petani. (Ini waduknya sudah dibangun?) Sudah, ini proses betulan, mbak," terang Agus saat dihubungi KBR68H, Sabtu (14/9).
Pendamping Serikat Tani Indramayu dari Konsorsium Pembaruan Agraria Agus Suprayitno. Rabu lalu 150-an aparat mensweeping anggota Serikat Tani Indramayu di Kecamatan Gantar dan Kroya. Aparat bahkan mengintimidasi petani yang tergabung dalam STI untuk keluar dari organisasi. Dalam sweeping tersebut petani dan aparat sempat bentrok yang mengakibatkan tiga rumah dan sebuah sepeda motor terbakar. Sweeping juga mengakibatkan seorang petani meninggal karena kaget. Namun polisi membantah melakukan sweeping dan menyebutnya sebagai patroli biasa.
Editor: Pebriansyah Ariefana