KBR68H, Jombang – Perajin tahu-tempe di Jombang, Jawa Timur kembali beroperasi setelah mogok produksi menuntut pengendalian harga kedelai.Perajin tahu-tempe terpaksa kembali beroperasi karena usaha tersebut satu-satunya mata pencaharian yang sudah berjalan selama puluhan tahun secara turun temurun. Salah satu pengusaha tempe, Achmad Aspri mengatakan untuk menyiasati agar tak rugi, ukuran tempe diperkecil setengah dari ukuran biasanya.
"Kita harus mempertahankan, soalnya kalau nggak jualan nanti usaha kita apa. Kita usaha tempe ini sudah bertahun-tahun dan untuk mencari pelanggan yang baru itu juga sulit. Jadi walaupun kedelai mahal kita harus tetap jualan. Untuk penghasilannya tiap hari ada penurunan sedikitlah walaupun kita ini harus tirakat (puasa), misalkan dari Rp. 150 ribu sekarang dapat Rp. 100 ribu, dari Rp. 125 ribu sekarang dapat Rp. 80 – 90 ribu," kata Ahcmad.
Berdasarkan pantauan KBR68H, harga kedelai impor di sejumlah pasar tradisional Jombang pada kisaran Rp. 9500/kilogram sampai Rp 9700/kilogram. Harga tersebut terus bertahan sejak satu bulan terakhir menyusul pelemahan rupiah terhadap dolar. Para pengusaha tempe dan tahu di Jombang berharap, harga kedelai bisa normal kembali pada kisaran Rp. 6500 – 7000/kilogram. Pengusaha tempe, Achmad Aspri, menambahkan, kalau harga kedelai tetap mahal, pengusaha tahu dan tempe di Jombang dipastikan gulung tikar.
Editor : Sutami