KBR68H, Jayapura - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Papua menyatakan, biji kopi dan kakao tidak lagi menjadi komoditas ekspor Papua sejak lima tahun terakhir.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Papua, Elsye Pekade mengatakan, hal ini disebabkan turunnya kapasitas produksi dua komoditas tersebut. Padahal sebelumnya, kopi dan kakao ini sempat menjadi komoditas ekspor utama Papua.
“Beberapa tahun lalu memang ada hasil perkebunan kayak kopi, coklat, ya kakao. Sudah kurang lebih 5 tahun terakhir kita gak ekspor lagi. Kopi pernah ke Starbuck, terus tidak pernah lagi. (Penyebabnya?) Ya produksinya berkurang, terus dipengaruhi iklim, itu salah satunya. Kemudian seperti kakao itu kan ada aturan khusus ya, diperketat. Kopi, kakao itu ke Belanda, kita pernah,” jelasnya.
Elsye Pekade mencatat, daerah penghasil kopi di Papua terletak di Pegunungan Tengah, seperti Kabupaten Puncak Jaya, Wamena dan Puncak. Sementara daerah penghasil kakao adalah Kabupaten Keerom, Merauke, Mamberamo Raya dan Kabupaten Jayapura.
Dia mendorong pemerintah kabupaten penghasil komoditi ekspor itu meningkatkan kapasitas produksi, sehingga komoditi kopi dan kakao Papua dapat kembali menjadi primadona dunia. Semisal dengan kembali menggalakan program Gerakan Wajib Tanam Kakao (GWTK).
Editor: Antonius Eko