KBR68H, Jakarta - Pelaku penembakan polisi di Kuningan, Jakarta Selatan, diperkirakan lebih terlatih ketimbang penembakan polisi sebelumnya di pinggiran Ibukota. Pengamat teroris, Salahudin mengatakan, tindakan teror di tengah kota memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Dia menilai, para pelaku menguasai teknik perang gerilya dalam kota.
"Sebuah aksi yang sulit. Misalkan, untuk menentukan daerah pelarian untuk pelaku tidak mudah, karena tidak banyak daerah seperti jalan tikus di jantung kota seperti Kuningan. Ini dilakukan oleh orang-orang yang betul-betul terlatih dan tentu saja punya nyali lebih daripada biasanya. Mereka sudah melakukan survei dengan cukup cermat, target penyerangan di mana, termasuk biasanya senjata dan pelaku dipisah, berbeda," ungkap Salahudin ketika dihubungi KBR68H.
Seorang polisi tewas ditembak di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9) malam. Ketika itu, korban tengah mengawal sejumlah truk pengangkut pasir untuk membangun gedung di Jalan HR Rasuna Said.
Kronologis kejadian yang terekam kamera keamanan (CCTV) menunjukan, para pelaku menggunakan tiga sepeda motor. Usai mengeksekusi, mereka diduga kabur ke arah Mampang dan Slipi. Hingga kini jenazah Bripka Sukardi masih diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Polisi memperkirakan penembakan ini berkaitan dengan dua penembakan polisi sebelumnya di pinggiran Jakarta.
Editor: Antonius Eko