Bagikan:

Penembak Polisi Semakin Terlatih dan Bernyali

Pelaku penembakan polisi di Kuningan, Jakarta Selatan, diperkirakan lebih terlatih ketimbang penembakan polisi sebelumnya di pinggiran Ibukota. Pengamat teroris, Salahudin mengatakan, tindakan teror di tengah kota memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi.

NUSANTARA

Rabu, 11 Sep 2013 10:24 WIB

Penembak Polisi Semakin Terlatih dan Bernyali

penembak polisi, kuningan, jakarta

KBR68H, Jakarta - Pelaku penembakan polisi di Kuningan, Jakarta Selatan, diperkirakan lebih terlatih ketimbang penembakan polisi sebelumnya di pinggiran Ibukota. Pengamat teroris, Salahudin mengatakan, tindakan teror di tengah kota memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Dia menilai, para pelaku menguasai teknik perang gerilya dalam kota.


"Sebuah aksi yang sulit. Misalkan, untuk menentukan daerah pelarian untuk pelaku tidak mudah, karena tidak banyak daerah seperti jalan tikus di jantung kota seperti Kuningan. Ini dilakukan oleh orang-orang yang betul-betul terlatih dan tentu saja punya nyali lebih daripada biasanya. Mereka sudah melakukan survei dengan cukup cermat, target penyerangan di mana, termasuk biasanya senjata dan pelaku dipisah, berbeda," ungkap Salahudin ketika dihubungi KBR68H.


Seorang polisi tewas ditembak di depan Gedung KPK,  Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9) malam. Ketika itu, korban tengah mengawal sejumlah truk pengangkut pasir untuk membangun gedung di Jalan HR Rasuna Said. 


Kronologis kejadian yang terekam kamera keamanan (CCTV) menunjukan, para pelaku menggunakan tiga sepeda motor. Usai mengeksekusi, mereka diduga kabur ke arah Mampang dan Slipi. Hingga kini jenazah Bripka Sukardi masih diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Polisi memperkirakan penembakan ini berkaitan dengan dua penembakan polisi sebelumnya di pinggiran Jakarta.


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending