Bagikan:

Pasca Penembakan di Freeport, Warga Sekitar Masih Ketakutan

Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua dan PT Freeport Indonesia diminta memperhatikan ratusan masyarakat Kampung Nayaro. Pasalnya, sejak terjadinya aksi penembakan orang tak dikenal di Tanggul Timur, Kali Kopi areal PT Freeport, mereka masih mengungsi ke sej

NUSANTARA

Senin, 23 Sep 2013 13:32 WIB

Author

Spedy Paereng

Pasca Penembakan di Freeport, Warga Sekitar Masih Ketakutan

penembakan, freeport, Kampung Nayaro, papua

KBR68H, Timika - Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua dan PT Freeport Indonesia diminta memperhatikan ratusan masyarakat Kampung Nayaro. Pasalnya, sejak terjadinya aksi penembakan orang tak dikenal di Tanggul Timur, Kali Kopi areal PT Freeport, mereka masih mengungsi ke sejumlah kawasan di Kota Timika karena ketakutan.


Salah satu tokoh masyarakat suku Amungme Yopi Kilangin di Timika, Senin (23/9) mengatakan, Pemerintah dan PT Freeport Indonesia harus segera mengambil kebijakan untuk menyelesaikan persoalan ini karena masyarakat Kampung Nayaro masih mengalami trauma akibat peristiwa penembakan tersebut.


"Kasihan masyarakat, harus ada langkah-langkah konkrit dari pemerintah atau pun freeport untuk menyelesaikan masalah ini karena mereka masih trauma untuk kembali ke kampung" ungkap Yopi.


Ratusan warga Kampung Nayaro saat ini terpaksa bermukim di kerabat mereka yang berada di Kota Timika karena masih ketakutan akan menjadi sasaran tembak orang tak dikenal. Selain itu, tidak ada kendaraan yang berani mengantar mereka menuju ke kampung. 


Yopi mengatakan, untuk saat ini hal yang perlu diperhatikan oleh Pemda Mimika dan Freeport adalah memberikan bantuan makan dan tempat tinggal sementara sebelum masalah ini benar-benar selesai.


Pemerintah dan Freeport juga harus bekerja sama bagaimana mencari solusi agar warga Kampung Nayaro mendapatkan tempat yang layak di Timika karena untuk kembali ke kampung sudah tidak mungkin lagi karena masyarakat masih terus dihantui rasa takut.


Kampung Nayaro terletak di sisi timur area pengendapan limbah tailing PT Freeport Indonesia. Kampung ini dibangun oleh Freeport sekitar tahun 1990-an sebagai bagian dari program recognisi lantaran hutan ulayat warga Nayaro dan empat desa yang lain menjadi area pengendapan tailing Freeport di wilayah dataran rendah Mimika.


Di lokasi itu, awalnya bermukim sebanyak 911 jiwa dengan 171 kepala keluarga (KK). Masyarakat yang bermukim di Kampung Nayaro merupakan satu rumpun marga dengan masyarakat yang tinggal di Kampung Koperapoka dan Nawaripi, Timika.


Sejak terjadi penembakan di areal Tanggul Timur Kali Kopi beberapa tahun lalu, warga Kampung Nayaro merasa ketakutan sehingga mereka mengungsi ke Kota Timika. 


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending