Bagikan:

Orang Tua Wilfrida Soik dan Pastor Belu Jadi Saksi Meringankan

KBR68H, Jakarta

NUSANTARA

Minggu, 29 Sep 2013 20:15 WIB

Author

Erric Permana

Orang Tua Wilfrida Soik dan Pastor Belu Jadi Saksi Meringankan

Wilfrida Soik, NTT, TKI, Malaysia, hukuman mati

KBR68H, Jakarta – Kedutaan Besar RI di Malaysia mendatangkan tiga saksi untuk meringankan hukuman Wilfrida Soik, TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terancam hukuman mati di Malaysia.

Wilfrida Soik diadili atas tuduhan pembunuhan. Majelis hakim akan memutuskan vonis pada sidang 30 September besok.

Ketua Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Malaysia, Dino Wahyudin mengatakan para saksi meringankan adalah orang tua Wilfrida, kepala desa tempat Wilfrida tinggal serta pastor dari Keuskupan Belu, NTT.

Para saksi itu diminta meyakinkan hakim pengadilan Malaysia kalau Wilfrida merupakan korban perdagangan manusia yang berusia di bawah umur.

“Jadi saat ini kami sudah bersama-sama dengan para saksi untuk sidang pembelaan Wilfrida, mereka sudah datang sejak malam tadi dan sudah ada di Kota Kelantan, Malaysia. Dan tadi pagi juga orang tua wilfrida juga sudah bertemu untuk memberikan dukungan moral. Yang dibutuhkan saat ini merupakan dukungan untuk Wilfrida,” ujar Dino saat dihubungi KBR68H.

Wilfrida Soik terancam hukuman mati karena dituduh membunuh majikannya di Malaysia. Saat ini Wilfrida mendekam di Penjara Pangkalan Chepa, Kota Nharu, Kelantan.

Menurut pendamping dari LSM Migran Care, TKI asal NTT tersebut tidak sengaja membunuh karena berusaha membela diri dari perlakuan kasar sang majikan.

Saat ke Malaysia, Wilfrida belum genap 17 tahun. Ia lahir di Belu tahun 1993. Keterangan ini dipalsukan calo pada paspornya menjadi tahun 1989.

Diduga Wilfrida menjadi korban sindikat perdagangan orang lintas negara dengan modus rekrutmen yang memalsukan umurnya menjadi 21 tahun.

Editor: Agus Luqman Amsa

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending