KBR68H, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendapat kabar ada aksi kekerasan susulan antara Serikat Tani dengan warga yang mendukung pembangunan bendungan.
Namun Komisioner Komnas HAM Nurkholis mengaku masih akan mengecek kebenaran informasi itu. Menurut Nurkholis, pasca bentrok kemarin (Rabu, 11/9), Komnas HAM sudah berencana memediasi warga dan pemerintah setempat soal pro dan kontra pembangunan bendungan di sana.
“Saya dapat laporan pagi ini dari masyarakat, ya, bahwa ada gubuk yang dibakar, termasuk sepeda motor terbakar, katanya. Nah, ini saya belum klarifikasi atas informasi yang baru ini. (Informasi dari mana?) dari pendamping yang di sana. Tapi, saya belum klarifikasi ya, baru informasi sms. (Siapa yang melakukan pembakaran?) Nah, itu yang belum. Kemarin itu, kita baru koordinasi dengan Kapolres. Kami minta, Kapolres untuk tidak melakukan kekerasan,” kata Nur Cholis kepada KBR68H, Kamis (12/9).
Nurkholis menambahkan, mediasi akan dilakukan dengan mengirimkan tim yang akan diputuskan dalam rapat komisioner. Nurkholis meminta agar semua pihak menahan diri untuk tidak bertindak yang merugikan salah satu pihak.
Sebelumnya, petani yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu (STI) protes kepada Pemerintah Kabupaten terkait rencana pembangunan waduk Bubur Gadung. Mereka menilai pembangunan waduk tersebut mengancam tanah pertanian mereka. Dalam aksi itu aparat sempat menggunakan kekerasan terhadap Serikat Tani Indonesia.
Editor: Antonius Eko