KBR68H, Jakarta- Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) menyebutkan kerusuhan di Desa Puger Kulon, Jember, Jawa Timur bukan merupakan konflik antara Syiah dan Sunni.
Koordinator Presidium JIAD Jatim Aan Anshori mengatakan, latar belakang gesekan antarwarga ini adalah ketegangan personal antara dua pemuka agama di daerah tersebut. Kata Dia, isu Sunni dan Syiah ini sengaja dimunculkan agar mudah memprovokasi warga.
"Ini sebenarnya konflik lama. Ini kelanjutan konflik dari satu tahun yang lalu. Ini sebenarnya dipicu oleh bukan persoalan agama. Tapi persoalan ketegangan personal antara dua pemuka agama yang ada di tanggul kemudian juga yang ada di Puger, kemudian mencoba melakukan stigmatisasi dengan menggeret isu Sunni dan Syiah terkait masalah ini," jelasnya saat dihubungi KBR68H, Rabu (12/9)
Koordinator Presidium JIAD Jatim Aan Anshori menambahkan, kedua kelompok yang terlibat konflik di Jember ini seharusnya melakukan dialog agar konflik ini tidak berlanjut.
Sebelumnya, pesantren Darus Solihin pimpinan Habib Ali bin Umar Al Habsyi diserang warga karena menggelar karnaval peringatan Kemerdekaan Indonesia.
Penyerangan ini dilakukan puluhan warga yang tidak ingin ada kegiatan Syiah di wilayah Jawa Timur.
Pascapenyerangan tersebut, seorang warga bernama Eko Mardi ditemukan tewas di pantai setempat. Untuk mencegah bentrok susulan, seribu pasukan keamanan sudah disiagakan.
Editor: Anto Sidharta
Konflik di Jember Bukan Syiah vs Sunni
Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) menyebutkan kerusuhan di Desa Puger Kulon, Jember, Jawa Timur bukan merupakan konflik antara Syiah dan Sunni.

NUSANTARA
Kamis, 12 Sep 2013 20:03 WIB


Konflik di Jember, Syiah vs Sunni
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai