KBR68H, Jombang – Konflik beda kayakinan di Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur berpotensi kembali meledak.
Koordinator Presidium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Aan Anshori mengatakan, Pemprov Jatim harus lebih serius dalam menyelesaikan konflik yang diduga sudah berlangsung 7 tahun silam. Kata dia, Pemprov harus memberikan jaminan keamanan kepada seluruh warga sekitar tanpa membedakan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
"Nampaknya Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat terkesan tidak cukup serius untuk menyelesaikan konflik di Puger ini, mereka berharap waktu akan menyelesaikan itu tetapi ternyata ini berubah menjadi lebih fatal kembali soal ini. Pemerintah provinsi dituntut untuk jauh lebih serius mengatasi persoalan ini, jangan sampai tersandera oleh pirani mayoritas, ini yang paling penting. Jika tidak maka Jawa Timur sendiri akan menjadi sangat jelek performnacenya terkait perlindungan terhadap kelompok minoritas," kata Aan.
Koordinator Presidium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Aan Anshori menambahkan, pihaknya juga menuntut Pemprov Jatim untuk mengambil langkah kongkrit berbasis regulasi dan kosntitusi terkait jaminan keselamatan warga kelompok minoritas.
Beberapa waktu lalu dua kelompok masyarakat terlibat bentrok di Puger, Jawa Timur. Pihak simpatisan Pondok Pesantren Darussolihin pimpinan Habib Ali di Desa Puger Kulon tetap menggelar karnaval meski sudah dilarang. Karnaval itu sudah diprediksi memicu bentrok. Kelompok anti karnaval menyerang dan menyebabkan satu orang tewas. Muncul spekulasi, kasus tersebut dipicu karena beda aliran keyakinan.
Editor: Pebriansyah Ariefana