KBR68H, Rembang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Jawa Tengah, menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi bencana kekeringan tahun ini.
Kepala Bidang Kedaruratan Dan Logistik BPBD Rembang, Harjono menjelaskan jika data desa yang mengalami kekeringan sudah diterima, pihaknya akan langsung meneruskan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sampai Selasa (3/9) kemarin, baru desa Pranti Kec. Sulang yang melaporkan ancaman kekeringan.
Berdasarkan ramalan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika BMKG, musim kemarau akan berakhir sampai Oktober mendatang. Artinya lebih pendek dibandingkan tahun lalu. “Namun harus tetap diwaspadai kemarau bertambah panjang, karena yang namanya cuaca, bisa saja cepat berubah,” kata Harjono.
Dia menambahkan, kepedulian pemerintah pusat melalui BNPB cukup membantu meringankan beban masyarakat, selama kemarau 2012 silam. Kala itu mereka membantu 436 tangki air bersih senilai Rp 69.760.000 dan 1.950 buah jirigen, yang disalurkan ke 102 desa. Khusus bantuan jirigen, warga di pelosok pedesaan memerlukannya untuk mencari air dan memperbanyak tandon air.
Apabila tahun ini mendapatkan lagi pasokan jerigen, BPBD akan segera menyerahkan langsung kepada desa desa rawan kekeringan. Sedangkan droping air bersih, biasanya menyesuaikan jadwal yang dibuat bagian kesra pemkab.
Jika melihat data penerima jirigen, kekeringan hampir merata di seluruh kecamatan. Paling banyak desa yang menghadapi masalah kesulitan air bersih, seperti kecamatan Kragan, Sedan, Kaliori, Sulang, Sumber dan Pamotan. Di kecamatan Sale, relatif lebih aman. Kala itu yang menerima bantuan jirigen, hanya desa Rendeng saja.
Sumber: radio R2B Rembang
Editor: Antonius Eko