KBR68H, Denpasar - Dinas Kesehatan Bali menyatakan daerah tersebut mengalami kekurangan stok vaksin anti rabies (VAR).
Bahkan menurut Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya, beberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) kehabisan stok vaksin tersebut. Kurangnya stok vaksin anti rabies di Bali salah satunya karena masih tingginya kasus gigitan anjing di Bali yang mencapai 120-130 gigitan perhari. Menurut Suarjaya, faktor lain yang menyebabkan tingginya akan permintaan VAR yaitu adanya fobia yang terjadi di masyarakat, di mana setiap masyarakat yang tergigit anjing pasti meminta VAR. Padahal pemberian VAR dapat dilakukan secara selektif.
“Karena kita sebetulnya menerapkan selektif pemberian vaksin. Artinya kalau anjingnya anjing rumahan sudah pernah divaksinasi lengkap , tidak perlulah. Kalau anjing rumahan gigit kenapa harus takut, kan sudah di vaksin, tetapi masyarakat tidak mau tahu. Pokoknya begitu digigit, digores sedikit saja minta vaksin,” kata Ketut Suarjaya.
Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya menambahkan, saat ini Bali hanya memiliki stok VAR sebanyak 4000 vial yang cukup untuk waktu 1 bulan. Untuk memenuhi kebutuhan VAR, Pemprov Bali menganggarkan dana mencapai Rp. 7,5 miliar untuk pembelian VAR pada anggaran perubahan. Sebelumnya pemerintah provinsi Bali telah mengeluarkan dana mencapai Rp. 8,5 miliar untuk pembelian VAR.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Denpasar Krisis vaksin Anti Rabies
KBR68H, Denpasar - Dinas Kesehatan Bali menyatakan daerah tersebut mengalami kekurangan stok vaksin anti rabies (VAR).

NUSANTARA
Sabtu, 14 Sep 2013 11:21 WIB


denpasar, vaksin anti rabies
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai