Bagikan:

Bentrok dengan TNI/Polri, Seorang Warga Deiyai Tewas

Satu orang warga sipil tewas, atas nama Julianus Mote, 25 tahun, dengan luka tembak pada bagian rusuk kanan tembus ke belakang punggung dalam bentrok dengan aparat TNI/Polri di Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai Papua.

NUSANTARA

Senin, 23 Sep 2013 22:08 WIB

Bentrok dengan TNI/Polri, Seorang Warga Deiyai Tewas

Bentrok dengan TNI/Polri, Warga Deiyai

KBR68H, Jayapura - Satu orang warga sipil tewas, atas nama Julianus Mote, 25 tahun, dengan luka tembak pada bagian rusuk kanan tembus ke belakang punggung dalam bentrok dengan aparat TNI/Polri  di Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai Papua.

Juru bicara Polda Papua, Sulistyo Pudjo Hartono menuturkan bentrok terjadi siang tadi di Lapangan  Wagete, yang saat itu sedang berlangsung hari pasar.

"Bentrokan dipicu saat aparat keamanan menggelar razia sejumlah penyakit masyarakat yakni judi, minuman keras dan senjata tajam. Razia yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Tigi, Indra Makmur menghimbau agar masyarakat tidak melakukan perjudian, menenggak miras dan membawa senjata tajam, tapi warga tak terima bahkan ada yang memprovokasi, sehingga melempari aparat dengan batu," katanya dalam rilis yang dikirim ke KBR68H, Senin (23/9) malam.

Saat kejadian, warga semakin melakukan kekerasan, karena ada dugaan dua orang warga yang terus memprovokasi.

"Warga terus melempari batu dan mengepung aparat keamanan dari segala penjuru. Awalnya aparat tetap bertahan, namun masyarakat semakin anarkis, bahkan  merusak 1 unit mobil Toyota Hilux Satpol PP,  yang digunakan anggota untuk berlindung," katanya.

Dalam bentrokan itu, warga juga menyerang satu anggota TNI dari Koramil Wagete, atas nama Darsono.  "Masyarakat terus melakukan pelemparan batu dan juga memanah kearah personel. Korban atas nama Darsono mengalami luka lebam di bagian wajah," ujarnya.

Akibatnya, aparat keamanan terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke atas berulang kali untuk membubarkan massa. "Warga yang tertembak, meninggal dunia di perjalanan, saat dievakuasi dari Waghete ke RSUD Paniai, yang jaraknya sekitar 3 jam perjalanan," katanya.

Polisi mengklaim aksi penembakan yang dilakukan anggota di lapangan sudah sesuai prosedur.  "Aksi massa sudah sangat anarkis melempari, menyerang bahkan melakukan penganiayaan kepada aparat keamanan. Bila tidak dilakukan aksi penembakan, akan berkembang menjadi luas," ujarnya.

Namun pihaknya tetap mencermati yang sebenarnya terjadi di lapangan, dengan melakukan penyelidikan. "Untuk masalah penembakan, akan dicermati apakah tindakan aparat keamanan telah memenuhi persyaratan tindakan darurat dan terpaksa, sesuai dengan perundangan. Itu prosedur formalnya," ungkapnya.

Sedangkan dua orang warga yang diduga menjadi provokator sudah diamankan. (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending